Mungkin ada lebih banyak kebaikan sejati, lebih banyak upaya pengorbanan diri, lebih banyak unsur paling mulia dari keagungan moral dalam kehidupan yang penuh kegagalan, dosa dan rasa malu yang menurut pandangan kita berintegritas tanpa cela.
Ketika kita mengutuk atau mengasihani yang jatuh, bagaimana kita tahu bahwa jika dicobai seperti dia, kita tidak akan jatuh seperti dia secepat itu dan mungkin dengan perlawanan yang lebih sedikit?
Bagaimana kita bisa tahu apa yang harus kita lakukan jika kita kehilangan pekerjaan, kelaparan, kurus kering dan lapar dan anak-anak kita meratap karena kekurangan makanan?
Kita jatuh bukan karena kita tidak cukup tergoda!
Dia yang telah jatuh mungkin dalam hatinya jujur seperti kita.
Bagaimana kita tahu bahwa putri kita, saudara perempuan kita, istri kita, dapat menahan pengabaian, kesedihan, kesusahan, godaan yang mengorbankan kebajikan saudara perempuan mereka yang malang dan terlantar karena malu?
Mungkin mereka juga tidak jatuh karena mereka tidak tergoda! Dengan bijaksana kita diarahkan untuk berdoa agar kita tidak terpapar pada godaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H