Sekarang mari kita bicara tentang apa yang saya sebut "kebiasaan hati", yang diambil dari judul buku yang saya baca beberapa tahun lalu. Ini adalah disposisi emosional yang dirancang untuk membantu orang mengembangkan kecerdasan sosial-emosional mereka.
Saya mengenal rekan-rekan senior yang telah mengembangkan kebiasaan baik.
Mereka tidak hanya berhenti merokok dan minum alkohol, mereka juga menjadi walk-a-holic. Mereka mungkin tidak mengakuinya namun mereka telah menjadi plantitos, terpancing oleh istri plantita mereka.
Mereka mengembangkan kebiasaan mendengarkan musik yang bagus dan menonton film dokumenter yang bagus yang memperkaya mental dan spiritual. Mereka sekarang memiliki AQ (kecerdasan artistik) yang lebih baik.
Secara pribadi, saya ingin terus mengembangkan kebiasaan baru saya. Saya ingin menjaga jarak secara fisik dari orang-orang beracun dan mereka yang menyia-nyiakan waktu saya untuk hal-hal sepele.
Mark Brennan-Ing, peneliti senior di Center for Healthy Aging mengatakan, "Seiring bertambahnya usia, kita merasa bahwa kita akan mampu mengatasinya. Hal-hal ini memang terjadi, namun ada akhirnya, dan masih ada kehidupan setelah itu."
Maka salah satu kebiasaan hati yang paling berarti yang diperoleh banyak orang selama ini adalah kasih sayang. Saya mengenal banyak orang yang mempunyai kebiasaan peka terhadap kebutuhan orang lain dan berbagi apa yang mereka miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H