Evolusi Sebagai Pembaca

Seseorang pernah berkata, "Buku yang setengah dibaca adalah kisah cinta yang setengah jadi." Jika membaca buku berpindah-pindah dalam satu waktu adalah praktik yang buruk, mungkin saya termasuk golongan yang suka memiliki banyak hubungan cinta yang setengah jadi.

Gaya dan kebiasaan membaca saya mungkin telah berubah, namun ada satu hal yang tidak pernah berubah---kecintaan saya pada membaca buku. Sejauh ini saya lebih menikmati banyak membaca buku. Saat saya menikmati satu buku, saya tidak sabar untuk membuka halaman lainnya.

Keterampilan yang saya peroleh dalam membaca cepat juga membantu saya memindai konten dengan cepat tanpa kehilangan pemahaman. Saya bisa berhenti kapan saja dan beralih ke mode lambat jika ada sesuatu yang benar-benar menarik minat saya.

Saya tetap percaya bahwa berpindah dari satu buku ke buku lainnya membuat bacaan menjadi lebih kaya, sehingga memperluas wawasan.

Faktanya, penelitian baru-baru ini menemukan bahwa mencampur aduk topik dalam satu sesi menghasilkan manfaat pembelajaran yang dramatis dan bertahan lama. Proses pembelajaran jenis ini disebut "Interleaving," dimana melibatkan pergantian topik selama satu sesi belajar. Siswa juga dapat menggabungkan beberapa mata pelajaran dengan topik yang hampir mirip saat mereka belajar untuk mendorong hubungan antar ide atau keterampilan tertentu agar dapat meningkatkan pembelajaran mereka. Hal ini sangat kontras dengan pembelajaran tradisional dimana siswa harus mempelajari satu topik secara menyeluruh sebelum berpindah ke topik lain.

Jika benar demikian, maka evolusi saya sebagai pembaca buku selama ini berada pada arah yang benar.