Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berpikir dan Bertindak Sederhana

17 April 2024   10:11 Diperbarui: 17 April 2024   10:15 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saya akui bahwa saya dulu mengikuti aliran pemikiran yang menyatakan, "Big Dream" alias Bertindak dan berpikir besar. Menganggap diri sebagai orang yang hebat. Ukuran diperhitungkan. Asumsinya berpikir sederhana Anda akan diinjak-injak.

Saya mencoba melakukannya. Kemudian saya menemukan diri saya menggelepar. Saya merasa berada di luar jangkauan saya. Saya menyadari, ini bukanlah siapa saya.

Saat itulah saya beralih ke aliran pemikiran lain yang lebih sesuai dengan kepribadian saya. Seiring bertambahnya usia, saya mendapati diri saya menganut pemikiran yang tertulis di kartu pos lama, "Melakukan hal-hal sederhana dengan baik memungkinkan seseorang melakukan hal-hal BESAR dengan lebih baik."

Dengan menurunnya sikap dan pendekatan saya terhadap kehidupan, saya merasa lebih bersemangat.

Mengapa? Karena itu semua sudah sesuai dengan budaya kita. Sudah menjadi bagian dari cara hidup kita sebagai orang Indonesia. Kita lebih suka melakukan dan unggul dalam hal-hal sederhana, menghindari hal-hal besar dan sulit.

Kita tidak pernah muluk-muluk dalam visi kita. Kita tidak mempunyai perspektif yang monumental.

Orang Jepang cenderung menghargai hal-hal kecil dibandingkan hal-hal besar. Keajaiban ekonomi Jepang muncul dari kemampuannya membuat desain mini, seperti radio transistor berukuran saku misalnya. Mereka memelopori mobil kecil untuk mengurangi kepadatan perkotaan. Kantor, rumah dan restoran di Jepang berukuran sangat kecil. Mereka bahkan memiliki hotel kapsul dan motel van kontainer. Bagi remaja putri Jepang, wajah kecil (kogao) dianggap menarik. Ada bentuk puisi Jepang yang hanya terdiri dari 3 baris. Mereka bahkan memiliki puisi mini berjudul "haiku." Lalu mereka punya bonsai , pohon yang ditanam di pot kecil.

Apa yang benar-benar membantu memperkuat keyakinan positif saya terhadap kesederhanaan adalah prinsip "Kecil Itu Indah" yang dianut dalam buku EF Schumacher dan diterbitkan pada tahun 1973. Baginya, lebih besar belum tentu lebih baik, karena besar, khususnya industri besar dan kota-kota besar, akan berdampak besar dan menyebabkan berkurangnya sumber daya alam kita. Ia mengatakan bahwa kita perlu lebih fokus pada teknologi tepat guna yang  sederhana dan berkelanjutan.

Bahkan proyek termegah pun bergantung pada keberhasilan komponen terkecil. Jika tidak diperhatikan dengan seksama, ukuran baut yang salah atau baut yang tidak disekrup dengan benar dapat menyebabkan perbedaan antara hidup dan mati.

Baca juga: Menjadi Introvert

Jangan meremehkan atau mengabaikan kekuatan dari hal-hal kecil. Itulah mengapa kontrak yang ingin menyembunyikan biaya dan persyaratan yang mahal, selalu ditulis kecil-kecil. Karena hanya 1 dari 1.000 dari kita yang mau membacanya. Perusahaan berharap Anda tidak perlu repot-repot membaca ketentuan dalam cetakan kecil karena itulah yang mereka gunakan untuk menipu Anda.

Mengirim uang secara online? Harus dicermati dengan teliti karena banyak laporan bank-bank besar yang secara tidak sengaja mentransfer beberapa juta dolar karena kesalahan ketik.

Berikut adalah kutipan dari Arsitek Amerika Ludwig Mies van der Rohe, "ketika perhatian diberikan pada hal-hal kecil, hal itu dapat memberikan manfaat terbesar dan detailnya yang penting." Ambil sebuah karya seni. Melihat keindahan dengan perhatian terhadap detail yang dilakukan pelukis seperti Van Eyck dapat memperkaya pengalaman seseorang. Tak heran di India ada Dewa Hal-Hal Kecil yang merupakan judul buku pemenang penghargaan karya Arundhati Roy.

Jika Anda belum menyadarinya, kendaraan terbang tak berawak yang disebut drone telah diperkecil. Kini ukurannya cukup kecil untuk ditampung di satu tangan dan beratnya hanya 18 gram bahkan dengan baterai. Selain untuk pengawasan, kemungkinan penggunaannya juga mencakup pencarian dan penyelamatan, pemantauan satwa liar, komunikasi, perawatan kesehatan dan pertanian.

Ingat film "Fantastic Voyage" di mana tim ilmuwan diminimalkan untuk masuk ke dalam tubuh dan memperbaiki bagian yang sakit atau semacamnya.

Pernah dengar Teknologi Nano?

Nano artinya "sangat kecil". Teknologi ini adalah solusi kecil terhadap permasalahan besar dunia. Dimana melibatkan pemanfaatan materi sekecil atom untuk menghasilkan struktur, material dan perangkat baru. Dengan menggunakan partikel dan perangkat nano, kita dapat membunuh tumor kanker dengan cara yang lebih terfokus, menghasilkan mikroprosesor yang lebih cepat dan mengkonsumsi lebih sedikit energi serta baterai yang bertahan 10 kali lebih lama atau panel surya yang menghasilkan energi dua kali lebih banyak. Nanomaterial kini sedang dikembangkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

Untuk dapat memanfaatkan teknologi masa depan ini, kita perlu menumbuhkan budaya yang menjunjung tinggi keunggulan dan ketelitian dalam menangani hal-hal kecil. Mari kita tanamkan mindfulness sejak dini pada anak-anak kita sehingga menjadi kebiasaan bagi mereka. Mari kita berdayakan mereka untuk memperoleh keterampilan, kesabaran, ketekunan dan fokus untuk mengerjakan partikel-partikel kecil.

Teknologi miniatur bukanlah sesuatu yang baru bagi kita. Di kawasan industri kita, kita mempunyai pekerja yang membuat microchip di beberapa perusahaan semikonduktor paling bereputasi dan berperingkat tinggi di dunia. Jadi, marilah kita membangun fondasi yang kuat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun