Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pakaian yang Kita Kenakan Haruslah Menampilkan Citra Diri Kita yang Sesungguhnya

7 April 2024   13:53 Diperbarui: 11 April 2024   01:46 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lemari pakaian. (Sumber: SHUTTERSTOCK/STOCK STORY via kompas.com)

Saya memiliki teman yang sering memposting foto dirinya di media sosial dengan mengenakan pakaian berbeda setiap saat. Ia sepertinya tak pernah kehabisan baju baru untuk dipajang. 

Saya merasa terhibur karena merasa dia sedang bersenang-senang dan berbagi kegembiraan itu dengan orang lain. Jadi kenapa tidak?

Salah satu teman saya juga memposting foto dirinya mengenakan pakaian aneh yang agak mengejutkan. Saya bertanya dalam hati, apakah pantas bagi wanita berusia setengah abad berpakaian seperti itu. Saya curiga itu hanya caranya memprovokasi orang-orang tertentu untuk membangkitkan perasaan iri atau marah.

Hal ini menimbulkan pertanyaan pula, apakah kita tampil untuk menyenangkan diri sendiri atau orang lain? Terkadang pakaian dapat menyembunyikan motif tersembunyi atau masalah kesehatan mental yang lebih dalam. 

Seseorang harus berhati-hati dalam berinvestasi terlalu banyak pada kekuatan pakaian untuk memberinya dorongan mental. Ketika ada masalah mental yang lebih dalam seperti rendahnya harga diri atau depresi, saya ragu apakah pakaian bisa banyak membantu.

Saya sudah lama berdamai dengan diri sendiri dan sudah pasrah menjadi seorang yang berpenampilan buruk atau tidak kompeten dalam berbusana. Saya tidak keberatan disebut "dowdy" yang menggambarkan seseorang yang berpakaian jelek dan berpenampilan tidak bergaya.

Penjelasan sederhananya adalah saya seorang introvert, orang yang pendiam dan lebih melihat ke dalam. Saya menganut pendekatan asketis dalam hidup. Tidak terikat pada tren fesyen.

Asalkan pakaianku nyaman dan rapi, itu sudah cukup bagiku. Saya bahkan memakai sepatu karet imitasi murahan tanpa merasa malu. Saya tidak memiliki jam tangan ikonik yang mahal di pergelangan tangan.

Suatu kali, seorang teman yang memperhatikan cara berpakaian saya bertanya kepada saya: "Mengapa kamu begitu rendah hati?" Saya, rendah hati? Oh tidak, saya tertawa memikirkan sindiran Golda Mayer: "Berhentilah bersikap rendah hati. Kamu tidak sehebat itu."

Jangan salah paham. Saya terpesona dengan pakaian yang elegan. Berpakaian bagus memang bisa menjadi sebuah seni. Hal ini juga merupakan cara yang menyenangkan untuk menghadirkan lebih banyak keindahan di dunia. 

Prinsip panduan saya dalam berpakaian adalah kesederhanaan dan kesopanan. Jika Anda menganggap saya kolot, tidak masalah bagi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun