Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Pembelajar

6 Maret 2024   20:24 Diperbarui: 6 Maret 2024   21:43 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap organisasi modern memiliki gelar-gelar mewah untuk mereka yang berada di puncak seperti CEO, COO, CFO dan CIO.

Sekarang ada lagi jabatan eksekutif baru yang mungkin belum pernah didengar oleh semua orang yaitu Chief Learning Officer atau CLO.

CLO adalah pejabat perusahaan dengan peringkat tertinggi yang mengawasi pembelajaran dan pengembangan karyawan perusahaan di tingkat organisasi. Di AS, peran ini muncul pada akhir tahun 1980an untuk menyelaraskan strategi pembelajaran perusahaan.

Tampaknya pembelajaran sebagai strategi pertumbuhan masih belum diterima oleh organisasi-organisasi lokal. Setara dengan CLO di tingkat lokal adalah Wakil Presiden Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia yang uraian tugasnya mencakup tugas-tugas seperti mengawasi orientasi dan pelatihan personel/karyawan.

Bagi saya, lebih dari semua gelar lainnya, CLO saat ini adalah orang yang paling penting dalam organisasi mana pun. Namun saya khawatir gagasan awal yang membatasi pekerjaannya pada penjadwalan dan pelaksanaan pelatihan personel sudah ketinggalan zaman. Hal ini dikarenakan berkembangnya anggapan bahwa pembelajaran harus dilakukan secara terus-menerus, bukan terencana atau terjadwal.

Yang lebih penting lagi, hal ini harus melibatkan seluruh organisasi, termasuk para petinggi. Betapa saya senang melihat hari ketika CEO atau COO sebuah organisasi lokal menghapus bagian "eksekutif" dari jabatannya dan menggantinya dengan "pelajar." Seorang pemimpin yang baik harus menjadi pembelajar yang baik.

Dulu, seorang mentor sekaligus sahabat yang sangat saya hormati berkata kepada saya: "Kamu tahu mengapa saya menjelaskan ini ke kamu? Kamu pikir aku ya yang mengajarimu? Bukan. Sebenarnya kamulah yang mengajariku. Saya juga belajar dari kamu."

Dalam salah satu episode serial Korea menarik yang pernah saya tonton tentang perdebatan karakter di sebuah biro iklan, Ketua senior memberi tahu seorang eksekutif muda yang sedang naik daun: "Saya baru saja memberi Anda pelajaran yang bagus, sekarang apa yang bisa Anda ajarkan kepada saya?"

Kalau dipikir-pikir, setiap orang dalam suatu organisasi harus mengenakan topi Pemimpin Pembelajar . Setiap eksekutif dan karyawan harus mengadopsi pola pikir berkembang dan menjadikan tanggung jawabnya untuk belajar dan berkembang. Setiap orang dan setiap hal kecil yang terjadi di dalam atau di luar organisasi sebenarnya bisa menjadi kesempatan belajar bagi mereka yang memiliki antena perseptif.

Banyak orang merasakan kepuasan karier saat pertama kali mereka mendapatkan pekerjaan yang bagus atau saat mereka diangkat ke posisi eksekutif. Mereka menopang kaki mereka di atas meja dan berkata, "Akhirnya semua tercapai!!"

Namun dalam hidup, banyak hal terjadi dengan cepat ketika Anda sibuk merasa terlalu puas. Bob Dylan menggubah lagu yang liriknya berbunyi, "Dia yang tidak sibuk dilahirkan, sibuk mati." Albert Einstein mengatakan sesuatu seperti ini: "Ketika Anda berhenti belajar, Anda mulai mati."

Baca juga: Mari Berkolaborasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun