Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kerawanan Pangan

26 Februari 2024   19:02 Diperbarui: 26 Februari 2024   19:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

The Sun.com adalah The Sun edisi online yaitu surat kabar terbesar di Inggris pernah menurunkan berita yang berbunyi: "AS memperingatkan satelit Starlink akan mulai membunuh orang dan kemungkinan mengenai manusia akan segera mencapai 61 persen setiap tahun."

Anehnya, Elon Musk  tidak meminta "X" memblokir postingan individu yang menyebarkan berita ini. Padahal satelit Starlink miliknya akan mulai jatuh dari langit dan membunuh orang. Itu artinya, Anda memiliki peluang 61 persen untuk dibunuh oleh Elon Musk.

Salah satu komentator ekonomi bernama Alfred Henry Lewis pernah menulis pada tahun 1906 menyatakan, "Hanya ada sembilan makanan antara umat manusia dan anarki" untuk menggambarkan masalah kerawanan pangan nasional.

Lewis dalam New York Morning Journal menuliskan sebagai berikut: "Kita yang berkecukupan, berpakaian bagus dan tertata rapi, tidak boleh lupa bahwa kebutuhan sering kali menjadi akar kejahatan. Adalah baik bagi kita untuk mengingat bahwa bahkan dalam keadaan kita yang taat hukum, apalagi dalam kasus yang baik, satu-satunya penghalang antara kita dan anarki adalah sembilan makanan terakhir yang kita makan. Dapat dianggap sebagai sebuah aksiomatik bahwa orang yang kelaparan bukanlah warga negara yang baik."

Lewis tidak berbicara tentang masalah "kerawanan pangan" namun masalah "si kaya versus si miskin."

Ada banyak negara yang menganggap ketahanan pangan merupakan masalah kritis seiring terjadinya pemberontakan dan kerusuhan Arab Spring pada tahun 2010-2012 yang dipicu oleh masalah harga pangan dan aksesibilitas.

Agence France-Presse pernah menerbitkan berita dengan judul " Bencana menyebabkan kerugian panen sebesar $3,8 triliun selama 30 tahun." Hilangnya hasil panen akibat bencana cuaca merupakan masalah besar.

Kerugian akibat cuaca sebesar $3,6 triliun selama tiga puluh tahun sama dengan kehilangan sekitar 2,5 persen dari total produksi tanaman dan ternak sebesar $5 triliun setiap tahunnya.

Mungkin manusia lebih banyak menyia-nyiakan produksi tanaman dan ternak dibandingkan kerusakan akibat cuaca. Namun, seperti sebelum Arab Spring, inflasi pangan menghancurkan jutaan orang.

Ketahanan pangan dan inflasi pangan berjalan seiring. Kerawanan pangan dan inflasi pangan menjadi lebih buruk jika terdapat kekurangan ketersediaan fisik pangan dan jika terdapat masalah aksesibilitas yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti infrastruktur transportasi dan akses pasar.

Kita harus serius dalam melakukan substitusi tanaman bernilai tinggi untuk ekspor karena kita belum meningkatkan hasil panen padi seperti tetangga-tetangga kita. Apalagi sektor pertanian kita menghadapi tantangan seperti praktik pertanian yang sudah ketinggalan zaman dan kurangnya teknologi modern.

Kita butuh keseriusan Kementerian Pertanian dalam memahami konsep 'farm-to-market' dan dapat sekaligus menerapkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun