Teknologi baru dan penerapannya telah menjadi lebih dari sekedar keputusan bisnis atau ekonomi tetapi juga memiliki kepentingan politik dan geopolitik.
Hal ini sangat jelas ketika kita mendalami sektor energi. Kita menyadari bahwa perdebatan tidak berpusat pada fakta dan persamaan sederhana antara energi versus emisi atau dampak negatif di saat fokus lingkungan lebih besar. Hal ini diukur berdasarkan keuntungan politik dan agenda geopolitik. Setidaknya ada banyak kemunafikan dan manipulasi.
Dalam perdebatan politik, opsi nuklir telah disabotase oleh pemikiran lingkungan hidup yang elitis. Mereka mengatakan bahwa energi nuklir adalah sumber energi yang kotor padahal faktanya tidak mengeluarkan karbon dioksida.
Pada kenyataannya, sumber daya ini merupakan salah satu sumber energi terbersih dan harus menjadi landasan bauran energi. Â
Komitmen AS dan 21 negara lainnya untuk melipatgandakan kapasitas energi nuklir pada tahun 2050 merupakan langkah signifikan menuju pencapaian target pengurangan emisi karbon.
Janji ini, yang didukung oleh negara-negara seperti Perancis, UEA, Ghana, Korea Selatan, Inggris dan Kanada, menggarisbawahi peran penting yang harus dimainkan oleh tenaga nuklir. Yang lebih penting lagi, hal ini menyoroti fakta bahwa energi nuklir harus menjadi salah satu pilar utama bauran energi.
Selama beberapa dekade, telah terjadi serangan terhadap energi nuklir oleh partai-partai progresif dan ramah lingkungan. Mereka terutama didasarkan pada dua hal: biaya dan keamanan.Â
Kenyataannya adalah mengurangi umur pembangkit listrik tenaga nuklir tanpa menghubungkannya dengan kapasitas sebenarnya akan menimbulkan biaya yang sangat besar.Â
Mengamortisasi pabrik selama 30 tahun, bukan 70 tahun, yang dapat dilakukan dengan penggantian komponen-komponen utama dan beberapa pengembangan, akan menghasilkan perbedaan yang besar. Mengenai keamanan, fokus utamanya adalah pada limbah nuklir dan operasional.Â
Di sini juga, risikonya terlalu dibesar-besarkan. Terlepas dari kejadian bersejarah seperti Three Mile Island dan Chernobyl, kemajuan teknologi dan peraturan yang lebih ketat telah membuat tenaga nuklir lebih aman dari sebelumnya.
Mereka yang menyerang industri tenaga nuklir juga menghindari menjawab pertanyaan sederhana: seberapa bersih rantai pasokan energi terbarukan mulai dari produksi hingga penggunaan dan pembuangan?Â