Peringatan 10 tahun dimulainya Euromaidan Ukraina, ribuan demonstran mendirikan kamp dan melakukan protes di alun-alun pusat kota Kyiv.
Perekonomian Ukraina saat itu sedang mengalami kesulitan dan Presiden Viktor Yanukovych yang didukung Kremlin tahu bahwa sesuatu harus dilakukan untuk menciptakan peluang baru.
Sementara itu, Kemitraan Timur Uni Eropa, platform yang digunakan Brussel untuk menjalin hubungan dengan Eropa Timur, sangat ingin memperdalam hubungan dengan negara-negara Eropa timur khususnya Ukraina. Hal ini mengarah pada usulan asosiasi politik dan perjanjian perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Kyiv.
Tentu saja Kremlin tidak menyukai gagasan Ukraina yang semakin dekat dengan Brussel dan mulai menekan Yanukovych agar tidak menandatangani perjanjian tersebut. Ketika beliau tunduk pada keinginan Rusia, warga Ukraina berkumpul di Maidan Nazalezhnosti (Lapangan Kemerdekaan) di Kyiv pada 21 November 2013 dan lahirlah Euromaidan.
Patut diingat bahwa apa yang terjadi beberapa bulan dan tahun setelah Euromaidan telah menyebabkan situasi buruk saat ini di Ukraina.
Akhirnya, demonstrasi jalanan selama berbulan-bulan dari akhir tahun 2013 hingga awal tahun 2014 menyebabkan Yanukovych dicopot dari jabatannya. Dia melarikan diri ke Rusia. Rusia menanggapinya dengan mengirimkan pasukan yang mengenakan seragam tanpa lambang ke Semenanjung Krimea di Ukraina dengan dalih "melindungi rakyat Rusia." Hal ini akhirnya menyebabkan aneksasi Krimea oleh Rusia. Aneksasi ini memotong setengah garis pantai Ukraina dan menyebabkan kerugian sekitar 7 persen wilayah kedaulatannya.
Selain eksploitasi di Krimea, Moskow memicu perpecahan sektarian di Ukraina timur. Didukung, dipersenjatai dan dilatih oleh Rusia, para pemimpin separatis de facto di Ukraina timur mendeklarasikan apa yang disebut Republik Rakyat Lugansk dan Republik Rakyat Donetsk. Tak lama kemudian, para pejabat, pasukan dan perangkat keras militer Rusia membanjiri wilayah tersebut.
Pada saat itu, Presiden AS Barack Obama dan para pemimpin Eropa lainnya mendesak Ukraina untuk tidak berperang sembari menunggu diplomasi untuk menyelesaikan krisis tersebut dan hal ini tidak pernah terjadi sekaligus sebuah pelajaran penting bagi Ukraina karena pada Februari 2022 Rusia kembali melakukan invasi.
Pertempuran yang dimulai pada tahun 2014 menyebabkan 13.000 orang tewas, 30.000 orang terluka dan 1,4 juta orang mengungsi. Meskipun angka-angka ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan pertempuran yang terjadi saat ini di Ukraina, namun pada saat itu angka tersebut tergolong sangat mengejutkan.
Dua perjanjian gencatan senjata besar yaitu satu pada bulan September 2014 dan satu lagi pada bulan Februari 2015 yang dikenal sebagai Minsk I dan Minsk II gagal. Pada bulan Februari 2022, setelah berbulan-bulan membangun kekuatan militer di sepanjang perbatasan Ukraina, Rusia kembali melakukan invasi. Sisanya kini tinggal sejarah. Saat ini, perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Secara kebetulan, ada lagi peringatan peristiwa penting lainnya di negara-negara bekas Soviet berbarengan dengan Euromaidennya Ukraina.