Sedangkan masyarakat Eropa pun tak kalah kerasnya karena sejumlah pesepakbola Eropa asal Arab menghadapi gelombang penganiayaan karena bersimpati pada rakyat Palestina. Tim Jerman Mainz memutus kontrak pemainnya Anwar El-Ghazi karena dukungannya terhadap rakyat Gaza. Politisi di Prancis menyerukan agar penghargaan Ballon d'Or dan kewarganegaraan Prancis Karim Benzema dicabut.
Di manakah kebebasan berekspresi yang diserukan oleh masyarakat Eropa dan Amerika? Apakah negara-negara Barat yang mensucikan kebebasan berekspresi tidak sadar bahwa mereka kini telah menerapkan standar ganda yang menjijikkan?
Pidato Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu yang mengatakan bahwa serangan nuklir di Gaza adalah sebuah "kemungkinan," dikutuk secara luas oleh dunia. Namun Eliyahu tidak akan mengungkapkan pernyataan ekstremis dan brutal itu jika dia ragu pada dukungan besar Barat terhadap negaranya hingga saat ini.
Apa rahasia "dukungan mutlak" Eropa dan AS terhadap Israel? Apakah mereka merasa berdosa oleh kesalahan sejarah? Kampanye selama puluhan tahun yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina sama brutalnya dengan genosida Holocaust terhadap orang-orang Yahudi selama Perang Dunia II di bawah pengawasan dan sikap diam yang aneh dari Barat.
Kanselir Scholz menjelaskan posisi negaranya dengan mengatakan bahwa "Sejarah Jerman dan tanggung jawabnya terhadap Holocaust mengharuskan kita untuk membantu menjaga keamanan dan keberadaan Israel."
Namun haruskah bangsa Palestina terus menanggung akibat dari dosa-dosa ini?
Kita menyadari bahwa Israel adalah sekutu pertama AS dan Barat serta pelindung kepentingannya di kawasan tersebut dan kita menyaksikan setiap hari bagaimana dunia mengambil tindakan melawan apa pun yang mengancam keamanan Israel.
Namun tidak ada yang menyangkal keberadaan negara Israel. Upaya diintensifkan setiap hari untuk hidup berdampingan dengan keberadaan Israel secara damai. Sebagai pihak yang paling dirugikan di kawasan ini, apakah warga Palestina dilarang hidup aman dan stabil di negara yang memiliki entitas independen?
Di PBB, 139 dari 193 negara anggota telah mengakui wilayah Palestina sebagai negara Palestina sementara Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris menolak mengakui negara Palestina yang damai sampai konflik dengan Israel terselesaikan. Mungkinkah kita mencapai perdamaian antara dua entitas dengan perbedaan kekuatan yang sangat besar ini?
Situasi keamanan di Palestina akan gagal menjadi stabil selama rakyatnya tidak dapat hidup bermartabat, mandiri dan aman dan ketika kekuasaan pengambilan keputusan diambil dari mereka dan mereka secara praktis melawan raksasa yang bahkan mereka tidak dapat memaksa raksasa itu untuk mendengarkan permintaan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI