Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masihkah Daging Sehat Bagi Manusia?

8 Desember 2023   21:43 Diperbarui: 8 Desember 2023   22:05 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nutrisi penting bagi kehidupan. Tidak seperti banyak spesies lainnya, manusia termasuk omnivora. Dalam hal ini, keseimbangan optimal bagi manusia antara pola makan daging dan non-daging belum diketahui secara pasti. Namun ada satu hal yang pasti, konsumsi lemak hewani berlebih menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada tubuh manusia sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi).

Kadar kolesterol tinggi berarti jumlah lemak dalam aliran darah tinggi dan tidak sehat. Para vegan berpendapat bahwa manusia sama sekali tidak perlu mengonsumsi daging atau produk sampingan hewani lainnya untuk mendapatkan pola makan yang sehat dan seimbang!

Yang pasti, ada banyak budaya yang menghindari konsumsi daging selama ribuan tahun. Banyak penelitian modern yang mendukung gaya hidup vegetarian karena lebih sehat daripada pola makan tinggi lemak yang tidak hanya mencakup daging tetapi makanan laut selain ikan.

Sebagian komunitas manusia yang tercerahkan sudah mulai mengurangi atau bahkan sepenuhnya menghindari konsumsi lemak hewani dalam berbagai bentuknya.

Jika ilmu gizi merekomendasikan pola makan rendah lemak bagi manusia, mengapa mayoritas orang di Barat sana  tetap mengonsumsi daging/lemak dalam jumlah tinggi? Jawabannya bukan terletak pada ranah ilmiah melainkan pada irasionalitas cara berpikir manusia.

Jangan lupa! Selama masih ada keuntungan yang bisa dihasilkan, mereka tidak akan segan-segan menjual racun kepada manusia. Ingat tiga setan putih? Lemak, gula dan tepung. 

Banyak produk yang mengandung gula rafinasi atau pemanis buatan yang tinggi dipromosikan dan dijual seolah-olah produk tersebut adalah minuman sehat. Minuman ringan dan segala jenis manisan termasuk dalam kategori ini. Lihat saja jumlah uang yang dikeluarkan mereka untuk mendorong generasi muda dunia menjadi pecandu gula!

Selain masalah-masalah kesehatan di atas, produksi daging khususnya 'daging merah' melibatkan banyak proses buruk yang berkontribusi cukup signifikan terhadap degradasi lingkungan kita khususnya atmosfer!

Gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer akibat peternakan global sangat signifikan dibandingkan dengan emisi dari banyak proses industri! Di negara-negara yang disebut sebagai negara berkembang, pemberian pakan pada hewan peliharaan masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu hewan diperbolehkan merumput di padang rumput dan tidak selalu dikurung di kandang sehingga memperparah masalah erosi tanah. Penggembalaan telah menyebabkan erosi tanah terus menerus dan menipisnya keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Apa yang harus dilakukan?

Dari sudut pandang kesehatan manusia dan juga kesejahteraan bumi, disarankan bagi manusia untuk mengurangi konsumsi daging dan produk sampingannya.

Dalam hal ini, konsumsi daging yang berlebihan khususnya di komunitas perkotaan yang lebih makmur harus dikurangi secara signifikan.

Saat ini bukanlah hal yang aneh untuk melihat anak muda, bahkan di usia dua puluhan, menderita penyakit kolesterol dan tekanan darah tinggi! Diabetes menjadi epidemi di daerah tertentu menurut para profesional kesehatan.

Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah harus mengenakan cukai yang sepadan. Cukai untuk konsumsi daging yang berlebihan harus sama dengan cukai alkohol atau tembakau.  

Tindakan ini selain membantu memberikan kontribusi terhadap kesehatan bangsa secara keseluruhan, juga akan memberikan sumber pendapatan tambahan bagi negara jika dikumpulkan secara efektif dan jujur!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun