Sementara itu, Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan dramatis ke Israel pada masa perang dan negaranya menjadi satu-satunya negara yang menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian permusuhan untuk memungkinkan akses kemanusiaan ke Gaza.
Perbedaan tajam ini mencerminkan dorongan Rusia dan Tiongkok menuju multipolaritas yang difasilitasi oleh kemitraan "tanpa batas" mereka.
Meskipun negara-negara Barat pada umumnya menunjukkan dukungan mereka terhadap Israel, dukungan keduanya yang jelas terhadap Palestina memiliki kekuatan retoris dan merupakan indikator potensi keberpihakan pada konflik internasional di masa depan.
Kesimpulannya, mungkin masih terlalu dini untuk mengevaluasi hasil dari kemitraan "tanpa batas" ini karena kemitraan ini bukan hanya baru dalam konsepnya namun juga diluncurkan pada saat terjadi kekacauan geopolitik.
Namun, ada beberapa dinamika yang jelas muncul di tingkat bilateral dan internasional. Pada tingkat bilateral, kemitraan ini terutama bertumpu pada kepentingan ekonomi dan kerja sama infrastruktur.
Secara internasional, kemitraan ini mendorong dan memungkinkan penyelarasan tujuan dalam kerangka multilateral dimana kedua negara secara luas mengadopsi sikap serupa terhadap peristiwa internasional, konflik dan perkembangan lainnya.
Namun, masih banyak masalah yang harus dinegosiasikan. Perbedaan mendasar masih terdapat dalam wacana domestik di Rusia dan Tiongkok mengenai kolaborasi dalam konektivitas Eurasia, kepentingan Tiongkok di kawasan Arktik dan perbedaan perspektif mengenai pentingnya sejarah Timur Jauh Rusia.
Terlepas dari kompleksitas ini, kedua negara menganggap kemitraan "tanpa batas" ini merupakan langkah yang saling menguntungkan dalam konteks geopolitik saat ini. Baik dalam hal apa yang diproyeksikan maupun dalam realisasinya. Kemungkinan besar mereka akan mengupayakan integrasi dan kerja sama lebih lanjut di masa depan mengingat selama ini terbukti membawa banyak manfaat di tingkat bilateral dan internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H