Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memikirkan Hal yang Tak Terpikirkan

2 Desember 2023   21:06 Diperbarui: 2 Desember 2023   21:06 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita masih menunggu pihak berwenang Israel secara resmi merilis gambar-gambar yang memperkuat narasi mereka bahwa roket tersebut ditembakkan oleh militan dan bukan Pasukan Pertahanan Israel.
Perjanjian Abraham telah menjadi kerangka kerja bagi kemajuan regional dalam perdamaian Arab-Israel selama empat tahun terakhir. Perjanjian tersebut dipandang sebagai langkah untuk melanjutkan perundingan perdamaian di kawasan tersebut dan sarana untuk membangun lebih banyak inisiatif ekonomi yang menguntungkan semua pihak yang menandatanganinya meskipun perjanjian tersebut tidak menyelesaikan sejarah menyakitkan yang dialami Palestina.

Hal yang paling tidak diikutsertakan dalam perjanjian ini adalah pertanyaan mengenai aneksasi dan pendudukan. Manfaat dari perjanjian ini telah dirasakan oleh Israel dan negara-negara penandatangan serta Amerika Serikat namun yang mengejutkan tidak bagi Palestina sendiri.

Dari sudut pandang bisnis semata, kesepakatan ini seharusnya dirancang untuk saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dan hal ini pastinya juga dipahami oleh pihak lain. Kenyataannya Perjanjian Abraham belum menyelesaikan masalah apa pun dan ditandatangani pada tingkat antar pemerintah. Warga negara di semua negara penandatangan serta warga Palestina harusnya dilibatkan dan didorong untuk menyuarakan gagasan dan pendapat mereka karena mengubah kehidupan masyarakat adalah bagian yang diperlukan dalam proses perdamaian ini.

Meskipun perjanjian tersebut berhasil dan menguntungkan para pemimpin di negara-negara terkait serta Israel, tidak ada yang mengira Hamas akan melakukan hal yang sama dan mempercepat situasi yang kita hadapi sekarang.

Negara-negara yang tergabung dalam Abraham Accords mengira mereka berada dalam posisi yang kuat dalam kaitannya dengan Palestina termasuk Hamas yang terpilih secara demokratis di Gaza dan Otoritas Palestina di Tepi Barat.

Waktunya telah tiba untuk perdamaian yang sesungguhnya. Perdamaian tersebut tidak harus mirip "Perdamaian Menuju Kemakmuran" yang diusung pemerintahan Trump. Perdamaian tersebut harus bersifat antar masyarakat dan tercermin dari fakta di lapangan.

Saat ini, merupakan fakta bahwa Tepi Barat memiliki banyak pemukim Israel. Namun, penyelesaian ini dapat berpindah tangan sebagai bagian dari proses negosiasi untuk menciptakan solusi dua negara. Semua kemungkinan harus dipertimbangkan agar kedua belah pihak dapat bersatu.

Pertanyaan sesungguhnya di pihak Palestina adalah siapa yang mewakili mereka. Pada titik ini yang diperlukan adalah menyatukan unsur-unsur yang paling ekstrem yaitu musuh. Namun, hal ini harus dilakukan dan kesepakatan.

Pada kesempatan ini, hanya negara seperti Arab Saudi yang memiliki posisi yang baik untuk mengambil peran kepemimpinan dan mampu mempengaruhi semua pihak. Hal ini sudah pernah dilakukan sebelumnya melalui Inisiatif Perdamaian Arab pada tahun 2002 dan jika Visi 2030 membuktikan sesuatu, maka hal ini menunjukkan bahwa Saudi berupaya untuk menang dan bersedia melakukan apa pun yang diperlukan untuk mewujudkannya.

Konflik yang tadinya sulit terselesaikan ini dapat diselesaikan namun para pihak harus melakukan pendekatan penyelesaian tidak hanya dari sudut pandang masyarakat nyata, namun juga dari posisi empati. Khususnya mereka yang telah lama berada dalam posisi berkuasa dan dianggap tidak terkalahkan. . Jika mereka menginginkan masa depan yang berbeda, mereka mungkin harus melakukan apa yang sebelumnya dianggap tidak terpikirkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun