Netanyahu sendiri yang suka berperan sebagai pemimpin dunia yang visioner dan selalu mendiskusikan berbagai masalah mulai dari keamanan global hingga kecerdasan buatan sebenarnya kredibilitasnya sudah mulai merosot di kalangan rakyatnya sendiri dan dunia internasional saat dimana beliau selalu menghadapi protes ke mana pun beliau pergi dan memimpin pemerintahan yang dibenci secara internasional.
Dalam salah satu bagian pidatonya, beliau mengungkapkan apa rencananya menyangkut masalah Palestina. Jalan yang ditempuhnya untuk menyelesaikan konflik adalah dengan menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab dan sebagai hasilnya, menurut beliau, Palestina akhirnya akan mendapatkan perdamaian sejati.
Menurut Netanyahu, skenario ini akan memungkinkan Israel untuk menentukan syarat-syarat perjanjian perdamaian di masa depan namun tidak akan mampu menciptakan negara Palestina merdeka sepenuhnya karena wilayah yang berdekatan.
Washington dan Riyadh sendiri sepertinya tetap berhati-hati mengenai kemungkinan normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.
Mengingat situasi politik yang genting di Israel di mana protes terhadap pemerintah terus terjadi selama 38 minggu dan mitra sayap kanan dalam pemerintahan koalisi tidak cukup pintar untuk memahami nilai strategis dari normalisasi hubungan dengan Arab Saudi untuk kepentingan Israel.
Jadi yang perlu digarisbawahi dalam pidato Abbas dan Netanyahu dalam Sidang Umum PBB beberapa bulan yang lalu itu adalah bahwa konflik ini murni konflik asimetris dan merupakan faktor utama yang menghalangi tercapainya penyelesaian yang adil karena salah satu pihak memegang sebagian besar atau bahkan seluruh kendali yang ada. Oleh karena itu, komunitas internasional harus memperbaiki ketidakseimbangan ini.
Sebelum para pemimpin dunia siap untuk melakukan hal tersebut, maka para pemimpin dunia harus memulai upaya bersama untuk menyatukan kedua belah pihak agar segera merundingkan perdamaian dengan sungguh-sungguh sebagai alasan utama mengapa PBB didirikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H