Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Israel - Palestina

18 November 2023   13:26 Diperbarui: 18 November 2023   16:32 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Netanyahu sendiri yang suka berperan sebagai pemimpin dunia yang visioner dan selalu mendiskusikan berbagai masalah mulai dari keamanan global hingga kecerdasan buatan sebenarnya kredibilitasnya sudah mulai merosot di kalangan rakyatnya sendiri dan dunia internasional saat dimana beliau selalu menghadapi protes ke mana pun beliau pergi dan memimpin pemerintahan yang dibenci secara internasional.

Dalam salah satu bagian pidatonya, beliau mengungkapkan apa rencananya menyangkut masalah Palestina. Jalan yang ditempuhnya untuk menyelesaikan konflik adalah dengan menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab dan sebagai hasilnya, menurut beliau, Palestina akhirnya akan mendapatkan perdamaian sejati.

Menurut Netanyahu, skenario ini akan memungkinkan Israel untuk menentukan syarat-syarat perjanjian perdamaian di masa depan namun tidak akan mampu menciptakan negara Palestina merdeka sepenuhnya karena wilayah yang berdekatan.

Washington dan Riyadh sendiri sepertinya tetap berhati-hati mengenai kemungkinan normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.
Mengingat situasi politik yang genting di Israel di mana protes terhadap pemerintah terus terjadi selama 38 minggu dan mitra sayap kanan dalam pemerintahan koalisi tidak cukup pintar untuk memahami nilai strategis dari normalisasi hubungan dengan Arab Saudi untuk kepentingan Israel.

Jadi yang perlu digarisbawahi dalam pidato Abbas dan Netanyahu dalam Sidang Umum PBB beberapa bulan yang lalu itu adalah bahwa konflik ini murni konflik asimetris dan merupakan faktor utama yang menghalangi tercapainya penyelesaian yang adil karena salah satu pihak memegang sebagian besar atau bahkan seluruh kendali yang ada. Oleh karena itu, komunitas internasional harus memperbaiki ketidakseimbangan ini.

Sebelum para pemimpin dunia siap untuk melakukan hal tersebut, maka para pemimpin dunia harus memulai upaya bersama untuk menyatukan kedua belah pihak agar segera merundingkan perdamaian dengan sungguh-sungguh sebagai alasan utama mengapa PBB didirikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun