Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Unipolaritas Akan Digilas Multi Polaritas

10 Oktober 2023   20:12 Diperbarui: 10 Oktober 2023   20:21 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat yang gelisah dan semakin ingin tahu menuntut alternatif radikal di semua bidang kehidupan kolektif merupakan tanda pasti terjadinya disintegrasi.  

Gerakan 'Rompi Kuning' di Perancis mungkin merupakan pendahuluan dari inisiatif yang berani tersebut. Berbagai konflik internal antar masyarakat terutama akibat polarisasi ekonomi berlebihan yang terus meminggirkan sebagian besar masyarakat merupakan salah satu tandanya.  

Tergantung pada strategi manajemen konflik yang dipilih oleh penguasa, kondisi dapat dengan mudah menjadi buruk dan masyarakat mungkin akan mengalami kemerosotan hingga tidak dapat kembali lagi.  

Dalam hal ini, politik identitas muncul dalam pikiran kita. Selalu mencari kambing hitam dalam kondisi sosio-ekonomi yang melemahkan dan mencabut hak pilih selalu menjadi kepentingan dominan dalam sistem apa pun selama berabad-abad termasuk sistem dunia modern.

Munculnya "deep state" yang mengakar dan beroperasi di luar hukum biasanya merupakan manifestasi dari keputusasaan yang menandakan kemunduran.  

Multipolaritas kini semakin maju meskipun terdapat upaya-upaya yang dilakukan oleh deep state tersebut terutama yang dilakukan oleh pemegang hegemoni.  

Mencoba menghentikan upaya-upaya yang secara sadar mendorong globalisasi alternatif mungkin berakibat fatal bagi unipolaritas yang ada.  Faktanya, proyek manipulasi yang dilakukan oleh kepentingan-kepentingan yang mengakar melalui 'deep states' telah merusak demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik di negara-negara inti.  

Penolakan semua negara penandatangan untuk membatalkan perjanjian gabungan senjata anti-nuklir Iran, keengganan negara-negara Eropa untuk ikut serta dalam sanksi minyak yang dikenakan terhadap Iran, ancaman mengejutkan untuk menyembunyikan informasi intelijen dari negara-negara bekas sekutu sang pemegang hegemoni jika mereka mendukung inisiatif 5G Tiongkok dan lain sebagainya semuanya merupakan pertanda akan terjadinya keruntuhan.

Di sisi lain, BRI (Belt Road Initiative) secara bertahap memperkuat dukungan untuk globalisasi yang lebih adil. Hal ini diharapkan dapat memenangkan hati dan pikiran sebagian besar umat manusia.  

Sejauh ini lebih dari 70 negara telah setuju untuk menjadi bagian dari BRI yang diprakarsai Tiongkok termasuk negara-negara terkemuka di Uni Eropa seperti Italia!  

Tidak diragukan lagi, Uni Ekonomi Eurasia (EEU) yang bakalan muncul akan menjadi unit ekonomi terbesar di planet ini meliputi Eropa dan Asia belum lagi Afrika.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun