Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Begini Cara Menghentikan Perang Rusia-Ukraina

3 Oktober 2023   19:29 Diperbarui: 3 Oktober 2023   19:36 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang yang belum pernah terjadi sebelumnya di Eropa, dimulai oleh Rusia melawan tetangganya Ukraina sekarang telah memasuki tahun kedua.  

Perang ini hanya dapat dibandingkan dengan Perang Dunia II. Otomatis hal ini menempatkan Eropa dan seluruh dunia pada tantangan keamanan yang paling serius.  

Perbedaan utama antara perang ini dan konflik-konflik sebelumnya di Eropa adalah bahwa para pendukung kedua pihak yang bertikai tidak berpartisipasi langsung dalam peperangan ini.

Invasi Rusia di Ukraina harus ditanggapi dengan bijak, tepat waktu, dan sepenuh hati oleh Barat dan seluruh komunitas global. Jika tidak, hal itu hanya akan menghancurkan semua yang telah dicapai komunitas internasional hingga saat ini dan mungkin malah memicu perang lain.

Invasi Rusia di Ukraina memiliki beberapa aspek yang harus diperhitungkan saat mencoba menghentikannya. Baik dari segi geopolitik, dimensi moral, dan konsekuensi ekonomi.

Secara taktis, Rusia memulai perang dengan bijak. Sebab di masa-masa sulit saat komunitas global masih belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid dan konsekuensi negatifnya. Juga banyak institusi global mengalami tekanan permanen sehingga membutuhkan reformasi selama bertahun-tahun karena tidak sesuai dengan kebutuhan global di abad ke-21. Baik itu perdagangan internasional, keuangan internasional, perubahan iklim, atau keamanan global. Otomatis respon mereka terhadap invasi Rusia dinilai lemah oleh pimpinan Rusia.

Selain itu, perluasan media sosial dan AI, dikombinasikan dengan mesin propaganda Rusia dan operasi khusus, termasuk infiltrasi ke LSM Barat, partai politik, jejaring sosial, dan media memberi Kremlin kesempatan untuk memecah tanggapan Barat terhadap invasi tersebut.  

Tanggapan terhadap invasi Rusia sebelumnya di Georgia pada tahun 2008 dan Krimea pada tahun 2014 menunjukkan kepada analis Kremlin bahwa pola tanggapan Barat terhadap invasi skala penuh kali ini juga bakalan lemah. Ternyata mereka salah perhitungan.

Terlepas dari keraguan awal oleh beberapa kekuatan Barat dan penundaan dukungan militer ke Ukraina, Barat mengonsolidasikan tanggapannya untuk mendukung Ukraina. Saat ini ada konsensus di Barat maupun komunitas global bahwa revisionisme Rusia harus dihentikan.

Dilihat dari perspektif geopolitik, jelas bahwa jika Rusia tidak dihentikan di Ukraina, maka akan memicu perang lagi.  

Taktik Rusia sebenarnya dapat disamakan dengan taktik Hitler selama kesepakatan Munich dengan meninggalkan Cekoslowakia pada tahun 1938. Pelajaran sejarah ini mengajarkan bahwa menenangkan agresor tidak memberikan perdamaian atau keadilan, tetapi hanya mendorong dan memprovokasi sang agresor tersebut.

Dari perspektif moral dan nilai, harus jelas bahwa pertahanan Ukraina dan integritas teritorial adalah alasan yang adil untuk dipertahankan dengan kekuatan penuh dari seluruh komunitas internasional.  

Intinya, jangan menyerah pada intimidasi Rusia, baik itu ancaman penggunaan senjata nuklir atau apa pun. Ingatlah bahwa jika dunia bersatu melawan agresor, tidak ada peluang untuk gagal.  

Kekuatan ekonomi Barat sekitar 50% dari ekonomi global, sedangkan Rusia sekitar 2-3%. Letakkan kekuatan itu di belakang Ukraina. Kirim semua senjata yang dibutuhkan. Sediakan amunisi, pesawat, misil. Buka pabrik di Ukraina untuk memproduksi barang-barang penting yang dibutuhkan oleh tentara Ukraina. Berikan bantuan kemanusiaan dan bantuan ekonomi. Sampai Rusia terpaksa merundingkan perdamaian dan menarik diri dari wilayah kedaulatan Ukraina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun