Krisis Amerika Serikat memang saat ini sedang parah. Bayangkan, lebih dari satu juta penduduk AS meninggal karena COVID-19. Peringkat kredit nasional AS pun diturunkan untuk kedua kalinya dalam sejarah.
Bukan itu saja, upah pekerja AS secara efektif stagnan selama setengah abad terakhir.
 Pendapatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan rata-rata rumah tangga di AS naik dari $82.825 pada kuartal pertama tahun lalu menjadi $102.557 pada kuartal pertama tahun 2023. Tidak satu pun dari 50 negara bagian yang memiliki pendapatan rata-rata yang mendekati $102.557 sementara harga makanan berada pada titik tertinggi dalam beberapa dekade. Sungguh-sungguh mengkhawatirkan.
Kolumnis USA today Ingrid Jacques menulis dalam esainya berjudul "Gen Z tidak mencintai AS seperti para boomer. Ini bukan pertanda baik bagi masa depan AS". Pemuda harapan bangsa negara AS ternyata tidak bangga dengan negaranya  dan kurang percaya pada sistem ekonomi kapitalisme daripada generasi yang lebih tua.
Lebih lanjut beliau menegaskan, "Kita tidak bisa menyalahkan kaum muda karena tidak mencintai dan mempertahankan sistem yang tidak mereka pahami... Anda mempertahankan apa yang Anda cintai. Namun, Anda tidak dapat mencintai apa yang tidak Anda ketahui."
Jelaslah bahwa ternyata milenial dan Gen Z di AS tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang sejarah Amerika, sistem ekonomi dan pandangan yang kurang optimis tentang masa depan mereka.
Harusnya anak muda di AS belajar sejarah bahwa negara mereka didirikan di atas kolonialisme, perampasan masyarakat adat, dan perbudakan. Â
Setelah enggan bergabung dengan Uni Soviet, Inggris Raya, dan Tiongkok untuk mengalahkan Nazi, fasis Italia, dan kekaisaran Jepang, AS malah mempekerjakan Nazi untuk memenangkan Perang Dingin.
 Anak muda mereka juga berhak tahu bahwa Badan-badan militer dan intelijen negara mereka telah menggulingkan banyak negara demokrasi di seluruh dunia.
Itulah mengapa dalam survei WIN/Gallup terhadap warga AS di lebih dari 60 negara bagian dikatakan bahwa Amerika Serikat paling sering terdaftar sebagai ancaman terbesar terhadap perdamaian dunia. Â
Generasi muda AS saat ini telah terhubung dengan rekan-rekan mereka di negara lain melalui internet daripada generasi sebelumnya dan dengan demikian lebih banyak informasi negatif yang mereka dapatkan.
Apalagi di dalam negeri mereka merasakan sendiri kesenjangan kekayaan yang tumbuh pada tingkat Gilded-Age. Kekuatan dolar berkurang. Orang tua mereka bekerja lebih banyak sementara waktu liburan semakin sedikit dibandingkan kakek nenek mereka.
Harapan hidup mereka menjadi turun meskipun mereka adalah bangsa terkaya dalam sejarah peradaban manusia.
Lantas apa yang bisa mereka banggakan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H