Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trik Erdogan Agar Turki Masuk Ini Eropa

4 September 2023   17:56 Diperbarui: 4 September 2023   18:23 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya agak bingung dengan pemikiran Presiden Turki Erdogan ini. Saya tidak tahu. Apa yang menyebabkan Turki menolak Swedia untuk menjadi anggota NATO?

Tapi sekali lagi saya harusnya memahami karena biar bagaimanapun beliau ini kan politisi. Fitrah seorang politisi biasanya tidak mau kalah. Bulan Mei lalu buktinya Erdogan sekali lagi memenangkan pemilu di negaranya.

Mengapa Erdogan bisa terpilih kembali? Sebab pada masa kampanye banyak rakyat Turki yang masih menganggap Erdogan adalah sang penyelamat bagi rakyat Turki.

Apalagi saat Erdogan kalah pada putaran pertama. Di medsos banyak berseliweran informasi-informasi yang menyebutkan bahwa jika Erdogan kalah maka akibatnya akan buruk bagi dunia Islam.

Koq gitu?

Ya iyalah. Kan lawannya Kemal Kilicdaroglu. Salah satu tokoh yang pro Attaturkisme, pro Barat, pro NATO dan sebagainya.

Makanya pada saat kampanye jargonnya selalu Erdogan adalah penyelamat Turki. Erdogan penyelamat syariat Islam di Turki dan sebagainya. Beda ama yang sono.

Padahal Erdogan sama Kemal ya sama aja. Sama-sama pro Barat juga. Buktinya setelah beliau jadi presiden beliau langsung ngomong jika Swedia mau masuk jadi anggota NATO maka Turki juga boleh masuk jadi anggota Uni Eropa. Itu apa maksudnya coba?

Berarti emang dari dulu beliau pengen Turki masuk menjadi anggota Uni Eropah. Udah ga usah banyak bacot.

Untuk anda ketahui, jadi anggota Uni Eropa itu bukan berarti langsung menggunakan Euro. Inggris contohnya. Selama menjadi anggota Uni Eropah mereka tetap menggunakan Poundsterling. Denmark juga sama.

Tapi memang Turki ini agak susah jika ingin bergabung dengan Uni Eropa. Ada 36 bab yang harus dipenuhi Turki. Sekarang baru 15 aja yang disetujui.

Jadi kalau tiba-tiba Turki langsung menjadi anggota Uni Eropa sementara 27 negara lain yang sudah lama menjadi anggota Uni Eropa harus menjalani ke 36 bab yang menjadi ketentuan jika ingin masuk menjadi anggota Uni Eropa, jadinya agak aneh kan..

Mungkin itu juga yang ada di pikiran Pak Erdogan ini. Makanya beliau merasa harus membuat suatu bargaining agar bisa masuk menjadi anggota tanpa menjalani proses.

Apalagi hubungannya dengan Joe Biden sedang mesra-mesranya. Itu bisa dibuktikan dengan disetujuinya permohonan Erdogan untuk membeli pesawat tempur F-16 dan hubungan ini juga bukan tanpa pamrih. Ada pamrih yang telah dibuat Erdogan sehingga melunakkan hati Joe Biden. Apa itu?

Erdogan berhenti menuntut Rasmus Paludan yang telah membakar Al Qur'an.

Padahal sebenarnya jalan Erdogan untuk bisa memasukkan Turki menjadi anggota Uni Eropa juga tidak mudah. Mungkin tidak sesulit Swedia yang tinggal menjalani ketentuan yang dipersyaratkan Uni Eropa saja mungkin Swedia bisa langsung diakui sebagai warga Uni Eropa. Nah beda dengan Turki.

Untuk Turki, Erdogan harus melalui proses di Grand National Assembly dulu. Jika banyak anggota parlemen yang setuju baru bisa diproses oleh Erdogan.

Tapi untuk mengharapkan banyak anggota parlemen tidak setuju rasanya agak sulit. Kenapa? Sebab meskipun AKP yaitu partainya Erdogan bukan partai mayoritas tetapi koalisi partai lah yang dulu banyak membantunya menenangkan kursi presiden. Jadi bukan tidak mungkin koalisi partai juga yang akan meloloskan keinginannya tersebut.

Namun meskipun tanpa halangan di dalam negeri tetap saja Swedia harus menunggu Hongaria menjalani prosesnya. Di Hongaria sama seperti di Turki. Harus lewat parlemen dulu. Tapi sembari menunggu Hongaria, Swedia toh masih bisa menjalani prosesnya dulu.

Kesimpulan dari semua ini adalah kemenangan diplomatik untuk Jen Stoltenberg sebagai Sekjen NATO. Joe Biden sebagai presiden Amerika dan Recep Tayyip Erdogan sebagai presiden Turki.

Jadi semuanya happy kecuali..
Vladimir Vladimirovich Putin.

Ini mimpi ngeri buat Rusia. Sekarang tidak ada lagi yang segan pada Rusia.

Dulu sebelum perang Ukraina, Finlandia dan Swedia sama sekali tidak berminat menjadi anggota NATO. Sekarang Finlandia sudah menjadi anggota NATO. Swedia tinggal menunggu waktu. Sekarang NATO menjadi semakin banyak anggotanya, semakin bersatu dan semakin kuat.

Jika nanti Swedia menjadi anggota NATO maka bisa dipastikan Geopolitik di laut BaltiK akan berubah total. Perairan itu sudah pasti akan dikuasai oleh NATO.

Rasanya sulit bagi Rusia mengerahkan armada lautnya meskipun mereka masih memiliki Kaliningrad. Soalnya wilayah itu kan diapit oleh Finlandia dan Polandia.

Apalagi Ukraina terus memohon agar bisa masuk NATO. Syaratnya Ukraina harus menang perang dan memulai reformasi di segala bidang. Baru mereka bisa masuk NATO. Jadi saat ini mereka masih belum layak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun