Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perbudakan di Zaman Revolusi Industri Pertama

31 Agustus 2023   20:02 Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:07 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak dari Revolusi Industri pertama adalah dihapusnya perbudakan. Hanya sayangnya perbudakan model baru malah diterapkan.

Pada Revolusi Industri pertama semua orang dari kalangan kelas bawah harus bekerja 12 jam selama 6 hari seminggu. Waktu itu Serikat Pekerja tidak ada. Jadi mau nuntut beragam tunjangan tidak mungkin. Bahkan gaji saja beda antara perempuan dan laki-laki. Yang parahnya lagi anak-anak juga harus ikut bekerja dengan jam kerja yang sama.

Untuk masalah gaji mereka hanya di bayar 80 persen dari gaji orang dewasa. Anak yang berumur 5 tahun keatas akan dipaksa untuk masuk terowongan kecil untuk menarik gerobak batu bara dari satu tempat ke tempat lain dan kejamnya lagi para kapitalis ini ternyata suka mempekerjakan anak-anak ketimbang orang dewasa karena disamping gajinya cuma 80 persen dari orang dewasa juga mereka tidak banyak mengeluh. Mau aja kalau disuruh apa-apa sama mandornya.

Tapi untunglah ada kapitalis baik bernama Samuel Greg dan Robert Owen. Mereka sudi menyisihkan uang mereka untuk membangun tempat penampungan bagi anak-anak pekerja ini. Mereka juga membangun sekolah gratis untuk anak-anak ini. Mereka juga termasuk penggagas gerakan sosialisme sekarang ini.

Barulah setelah itu masyarakat mulai protes. Media mulai protes termasuk penulis terkenal Charles Dickens yang meminta pemerintah Inggris untuk menghentikan perbudakan tersembunyi tersebut. Menurutnya tidak seharusnya anak-anak tersebut dilibatkan dalam dunia orang dewasa. Seharusnya mereka ya sekolah bukan bekerja mengikuti orang tuanya.

Kemudian setelah itu muncullah beragam serikat pekerja yang menuntut pemberi kerja untuk mengurangi beban kerja 12 jam sehari dan menuntut pemerintah untuk mewajibkan setiap anak mengikuti wajib belajar dan melarang anak untuk bekerja lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun