Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mungkinkah Arab Saudi Berteman dengan Israel?

28 Agustus 2023   20:45 Diperbarui: 28 Agustus 2023   21:00 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Upaya ini sedang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Amerika serikat Anthony Blinken. Beliau bertemu dengan Muhammad bin Salman dan Netanyahu.

Mengapa Arab Saudi dan Israel kemungkinan bisa bersahabat? Sebab Keduanya membenci Iran. Hanya keduanya juga memiliki sejarah yang panjang.

Amerika sendiri punya banyak kepentingan di Arab Saudi. Inilah negerinya PetroDolar. Jadi Amerika juga sebenarnya tidak berani macam-macam di kawasan ini. Meskipun Arab Saudi tidak mungkin akan pernah berpaling dari sisi Amerika serikat. Keduanya membangun hubungan yang sangat baik.  Hanya jika terlalu dipaksakan, hubungan keduanya bisa saja bermasalah. Apalagi jika dikaitkan dengan Palestina.

Namun tetap terbuka peluang untuk melakukan normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel. Hanya saja permintaan Muhammad bin Salman kali ini agak berat sedikit. Beliau minta ijin Amerika serikat agar bisa membangun program nuklir sendiri.

Bagi Israel sendiri melakukan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi bisa menaikkan reputasi Netanyahu baik di dalam maupun diluar negeri. Apalagi otomatis musuh Israel tinggal Iran saja.

Inilah yang ditakuti oleh bangsa Palestina. Teman-teman Arabnya sudah mulai tidak peduli lagi dengan mereka.

Di Arab Saudi sendiri era bin Abdulaziz Al Saud semakin lama semakin punah. Di negara ini hanya keturunan Raja Abdulaziz saja yang bisa menjadi raja.

Saat Raja Abdulaziz mangkat tahun 1953 maka tahta selanjutnya dipegang oleh Saud bin Abdulaziz. Sekarang ini yang menjadi raja Salman bin Abdulaziz. Putra mahkotanya Muhammad bin Salman. Jika Salman bin Abdulaziz mangkat, maka raja selanjutnya jelas tidak menyandang bin Abdulaziz lagi.

Apalagi Muhammad bis Salman ini masih muda. Masih berumur 37 tahun. Jauh beda dengan ayahnya yang berumur 87 tahun. Dari segi pengalaman perang ayahnya jauh lebih banyak pengalaman perang. Mulai dari perang Arab-israel, perang 6 hari sampai perang Yom Kippur telah dilewatinya.

Sementara Muhammad bin Salman? Beliau lahir tahun 1985. Waktu itu tidak ada perang sama sekali.

Sekarang Muhammad bin Salman malah bikin ulah. Meminta ijin Amerika agar bisa memiliki program nuklir sendiri. Emangnya gampang? Untuk bisa meloloskan permintaan beliau itu maka Biden terpaksa harus membawanya ke Kongres dimana di House of Representatif ada orang-orang Republikan. Di Senate baru banyak orang Demokratik. Salah satu pasti akan menolak. Soalnya ini berkaitan dengan keamanan nasional.

Lagian kenapa sih Arab Saudi sampai kepikiran pengen buat program nuklir sendiri?

Karena mereka memiliki Aramco. Mereka ingin mengubah Aramco dari kilang minyak ke kilang nuklir. Kemungkinan hasilnya nanti bisa dijual keluar atau dipakai sendiri untuk menggantikan minyak bumi.

Bagi Amerika mengapa sulit untuk meloloskan upaya ini karena nuklir itu bisa dijadikan senjata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun