Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Amerika dan Willow Projeknya

13 Agustus 2023   21:16 Diperbarui: 13 Agustus 2023   23:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2003-2021 sebanyak 51 juta Dolar Amerika diselundupkan ke luar Irak. Bukan minyak tapi dolar Amerika.

Amerika menjadi negara penghasil minyak terbesar karena memang buminya kaya dengan minyak.

Amerika selalu berada di peringkat 10 besar jika kita tinjau dari standar apapun. Baik itu OPEC, EIA maupun BP.

Semenjak dunia Arab mulai kehilangan dominasi di industri perminyakan ditambah teknologi perminyakan Amerika yang semakin maju maka Amerika mampu memproduksi minyak dengan biaya yang rendah.

Dulu saat dunia Arab memblokade perdagangan minyak, Amerika jelas kelimpungan. Namun sekarang Amerika malah memproduksi minyak lebih banyak dari dunia Arab. Bahkan mereka memiliki Strategic Petroleum Reserve atau cadangan minyak mentah yang disimpan di 714 juta depot minyak mentah. Makanya saat Rusia berhenti mengirim minyak ke Eropah eh malah mereka yang ambil alih jadi supplier.

Meskipun banyak ahli yang mengatakan Amerika bakal kehabisan sumber minyak dan gas asli di tahun 2000, namun buktinya mereka masih menjadi negara penghasil minyak terbesar sampai sekarang.

Mengenai WILLOW PROJECT..

Sebagaimana kita ketahui bersama Alaska adalah suatu wilayah yang menjadi bagian dari Amerika serikat yang buminya kaya akan minyak.

Alaska ini dibeli oleh Amerika serikat dari Rusia tahun 1867 seharga 7.2 juta dolar Amerika. Mungkin sekarang hitungannya sekitar 151 juta dolar Amerika. Waktu itu rakyat Amerika mencak-mencak dengan pemerintah saat itu karena mereka membeli tanah yang tidak bisa dihuni.

Sementara bagi Rusia pun yang waktu itu diperintah oleh Tsar Alexander II menganggap wilayah ini sulit untuk berkembang karena disamping populasinya hanya 800 orang karena orang Rusia tidak ada yang mau pindah ke sana. Mengarungi laut Bering dengan kapal kayu adalah suatu hal yang sangat menyiksa sehingga distribusi bahan pokok menjadi kendala terbesar bagi kerajaan Rusia waktu itu jika daerah tersebut ingin dikembangkan. Makanya saat ada penawaran ya mending dilepas saja. Mungkin itu dulu pemikiran Tsar Alexander II.

Apalagi waktu itu Rusia habis kalah dari kerajaan Usmani di Krimea. Rusia tentu butuh dana untuk membangun kembali kerajaannya. Sementara waktu itu antara Amerika dengan Inggris ada konflik. Jadi dulunya nenek moyangnya Biden dengan nenek moyangnya Putin itu teman akrab.

29 tahun kemudian baru rakyat Rusia gigit jari saat George Carmack dan Skookum Jim menemukan ladang emas disana.

Namun bagi Amerika sendiri saat ada warganya menemukan ladang emas bukan berarti langsung bisa ditambang. Sebab untuk bisa menambang di Alaska biayanya terlalu besar. Butuh 1.500 dolar untuk membawa kayu api untuk membakar tanahnya yang beku. Belum lagi butuh 1.000 dolar untuk membuat bendungan. Untuk membuat parit saja butuh 1.500 dolar belum ongkos angkut yang mencapai 600 dolar dan yang paling penting nyawa para pekerjanya.

Setelah tiga tahun dari penemuan ladang emas itulah baru Amerika mampu menambang emas senilai 29 juta dolar Amerika. Karena memang emas di Alaska ini sangat padat sekali. Jadi susah sekali untuk menambangnya. Tapi sekali terangkat langsung bisa dapat banyak. Ini belum termasuk bahan tambang yang lain dan juga minyak bumi.

Baru pada tahun 1968 Amerika menemukan sumber minyak di Alaska. Saat itu Rusia bukan cuma gigit jari lagi tapi sudah gigit tangan dan mereka juga sudah musuhan.  

Karena begitu luasnya sumber minyak di Alaska ini hingga mencapai wilayah cagar alam satwa liar. Disinilah masalah dengan para aktifis lingkungan hidup dan satwa liar mulai terjadi. Salah satunya wilayah tersebut adalah Arctic National Wildlife Refugee.

Di dekat cagar alam ini ada depot minyak juga namanya National Petroleum Reserve in Alaska dan disinilah pihak ConocoPhillips menemukan sumber minyak yang kemudian diberi nama WILLOW PROJECT.

Rencananya ConocoPhillips hendak membangun 250 sumur minyak dan berusaha menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah Amerika serikat untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan seperti jalan, landasan pesawat terbang dan dermaga untuk mengangkut minyak. Sementara kondisi alamnya benar-benar ekstrim.

Para aktifis lingkungan hidup seperti EarthJustice menentang proyek ini karena mereka mengatakan bahwa proyek ini sudah pasti akan menghasilkan karbon yang dapat mencemari cagar alam yang ada didekat tempat itu. Sementara pihak pemerintah sudah pasti mendukung keras proyek ini.

Bayangkan! WILLOW PROJECT ini akan menghasilkan 300 ribu barrel per hari. Gila ga tuh. Itu nilainya sama dengan 17 milyar dolar Amerika per hari!!

Masalahnya proyek ini akan menghasilkan kerusakan lingkungan hidup yang sama gilanya di wilayah itu.

Apalagi di wilayah itu selain hewan liar juga ada 13 desa warga lokal Alaska yang semuanya pada diam karena bakal diberi subsidi oleh pihak ConocoPhillips.
 
Di pihak pemerintah sendiri sebenarnya mau tidak mau harus mendukung proyek ini karena kesepakatan di awal telah dibuat saat jamannya Donald Trump. Jadi apabila Biden menangguhkan atau membatalkan bahkan jika hanya mengurangi saja jumlah sumur yang akan dibuat maka siap-siap berhadapan dengan pengadilan.

Maka untuk saat ini proyek hanya dihentikan sementara selama setahun menunggu pembicaraan selanjutnya dengan para pegiat lingkungan hidup. Namun untuk menghentikan tidak mungkin.

Bagi yang pro pasti suka dengan proyek ini. Apalagi pemerintah Alaska. Sebab ekonomi Alaska memang agak menurun belakangan ini. Jadi dengan adanya proyek tersebut maka diharapkan akan ada gairah ekonomi kembali di wilayah tersebut.

Agar proyek ini bisa kembali aktif maka Biden kemudian mulai melakukan pendekatan dengan Lisa Murkowski dan Mary Peltola. Dua orang wakil rakyat dari partai Republik yang pro nation building. Sehingga apapun program partai Demokrat jika itu bertujuan untuk membangun bangsa maka mereka pasti ikut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun