Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suatu Saat Dunia Akan Bertikai Satu Sama Lain Gara-Gara Air

12 Agustus 2023   18:58 Diperbarui: 12 Agustus 2023   19:10 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 27 Mei 2023 terjadi konflik diperbatasan antara Iran dan Afghanistan. Ini berkaitan dengan sungai  Helmand yang dikuasai oleh Iran.

Isu ini sebenarnya sudah lama ada sejak tahun 1870 an. Namun sejak 1939 para penguasa di kedua negara mulai mencari jalan perundingan. Hanya saja perundingan ini tidak diakhiri dengan keputusan resmi dari kedua belah pihak. Harusnya yang namanya perundingan itu dimulai dari perundingan. Setelah itu proses penandatanganan baru ratifikasi. Nah yang terakhir ini yang tidak dijalankan oleh kedua belah pihak. Ratifikasi itu penting sebagai wujud peresmian dari perundingan tersebut telah mencapai kata sepakat.

Tahun 1973 ada perjanjian lagi diantara keduanya. Dimana Iran berhak atas 820 juta meter persegi wilayah tersebut. Namun waktu itu Afghanistan masih di jajah Sovyet. Sementara Iran pun berganti menjadi Republik. Maka perjanjian itu mentah lagi.

Setelah Sovyet pergi dari Afghanistan, Amerika pun masuk. Saat itu Amerika membangun bendungan Salma di sungai Harirud dan bendungan Kamal Khan di sungai Helmand.

Setelah Amerika keluar dari Afghanistan, maka pemerintah yang baru ingin membicarakan kembali masalah sungai Helmand ini namun pihak Iran tidak mau dan masih berpegang teguh pada perjanjian tahun 1973 yang dibuat sebelumnya.

Maka terjadilah konflik pada tanggal 27 Mei tahun 2023 di perbatasan antara Iran dan Afghanistan tersebut.

Masalah Air...

Memang untuk saat ini kita tidak punya konflik air dengan negara tetangga. Malah air kita melimpah ruah. Bahkan kadang terbuang percuma karena merasa air kita melimpah apa yang perlu kita takutkan.

Padahal World Meteorological Organization pernah berkata bahwa pada tahun 2050 dunia akan mengalami kekurangan air. 5 juta manusia akan terkena dampaknya. Itu berarti 62.5 persen dari populasi bumi.

Apa artinya itu?
Jika penduduk bumi sebanyak 62.5 persen akan mengalami kekurangan air maka kita bisa jual air pada mereka atau mereka malah menyerang kita agar dapat pasokan air. Atau justru kita malah yang kekurangan air jika mengacu pada curah hujan saat ini.

Ada satu lagi yang menjadi ancaman bagi umat manusia pada tahun 2050. Apa itu? Kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim. Itulah mengapa Pak Jokowi ngebet banget ingin memindahkan ibukota Jakarta ke Kalimantan sana. Sebab Jakarta mengalami penurunan 10-25 centimeter per tahun. Itu artinya semakin lama Jakarta bakal menjadi Sinking City. Kota yang tenggelam. Bahkan menurut Organisasi Meteorologi Dunia itu nanti di tahun 2050 bakal ada 1.2 juta orang yang mengungsi dari negaranya akibat perubahan iklim ini. Mungkin negaranya yang berbentuk pulau tenggelam.

Dulu ada istilah pengungsi akibat perang. Kemudian ada lagi pengungsi akibat politik. Nanti di masa depan ada lagi istilahnya pengungsi akibat perubahan iklim. Ini masalah juga. Bagaimana jika 1.2 juta itu mendatangi tempat kita? Ini pasti jadi masalah besar juga buat kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun