Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nixon Pernah Bekukan Gaji PNS nya Selama 90 Hari

6 Agustus 2023   20:26 Diperbarui: 6 Agustus 2023   20:29 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

NIXON PERNAH BEKUKAN GAJI PNS NYA SELAMA 90 HARI

Gold Standard. Bukan barang baru sebenarnya. Dulu juga orang bertransaksi dengan emas dan perak.

Namun begitu jaman berganti, hal ini sudah dianggap tidak relevan lagi. Hingga akhirnya dunia beralih ke uang kertas. Hanya saja tetap tiap negara memastikan bahwa uang kertas tersebut harus didasarkan pada emas.

Sekarang uang kertas tidak lagi didasarkan pada nilai emas sejak Great Depression tahun 1929. Sebab banyak negara yang tidak bisa keluar dari krisis akibat mereka tidak bisa mencetak uang baru untuk menstimulasi ekonomi karena uang yang dicetak harus berdasarkan nilai emas yang disimpan.

Saat Franklin Delano Roosevelt jadi presiden Amerika, beliau mulai mengembangkan money supply. Inilah langkah awal Amerika mulai meninggalkan standar emas.

Setelah perang dunia kedua. Tepatnya 1 Juli 1944 sebanyak 744 wakil dari 44 negara sekutu berunding di Mount Washington Hotel untuk membicarakan sistem keuangan pasca perang dunia kedua. Bahkan Sovyet ikut serta pada waktu itu yang kemudian sepakat kecuali Sovyet untuk menerapkan Bretton Woods System.

Dengan sistem ini ke 44 negara tersebut setuju menambatkan mata uang mereka masing-masing dengan dolar Amerika. Sedangkan dolar sendiri ditambatkan pada nilai emas. Jadi pada dasarnya ke 44 negara ini tetap memakai standar emas juga hanya lewat calo.

Mengapa mereka bisa membuat kesepakatan model ini?

Karena waktu itu Amerika emasnya banyak. Jadi dianggap mampulah untuk maintain dan sustain. Padahal dalam jangka panjang ide ini berbahaya pada akhirnya.

Memang pasar menjadi stabil saat itu. Eropa mulai bangkit dan mencoba kembali menata perekonomiannya. Namun saat mereka sudah mulai sustainable, justru Amerika yang dalam tekanan.

Tiba-tiba Amerika kena inflasi kronis. Perdagangan mulai defisit. Impor lebih besar dari ekspor. Ditambah lagi Amerika waktu itu perang di Vietnam.

Akhirnya Lyndon B. Johnson membuat program Great Society. Idenya adalah menghapus kemiskinan secara total, memantapkan pendidikan dan meningkatkan kualitas rumah sakit di Amerika. Tentu ini ada anggarannya kan. Sementara Amerika juga masih berperang di Vietnam. Pasti membutuhkan anggaran juga. Wajar kalau inflasi.

Tahun 1968 Lyndon B Johnson mulai sadar rakyat Amerika tidak suka padanya. Makanya dia tidak ikut mencalonkan diri. Wakil partai Democrat diwakili oleh Hubert Humprey. Tapi tetap kena hajar juga. Akhirnya Richard Nixon yang naik. Tapi Nixon harus membereskan sengkarut ini.

Akhirnya beliau membuat beberapa keputusan:
1. Melarang penukaran dolar dengan emas.
2. Mengenakan 10 persen pajak barang impor untuk mendukung produk lokal.
3. Membekukan gaji PNS untuk menstabilkan harga.

Dan Nixon membekukan gaji PNS nya selama 90 hari alias 3 bulan...

Meskipun rakyat marah padanya karena memerintah dengan gaya Imperialis namun tujuannya agar dolar Amerika bisa sukses tanpa emas. Biar ekonomi Amerika bisa di restrukturisasi dan akhirnya berhasil.

Setelah gaji distrukturisasi kembali ekonomi mulai membaik. Nixon kemudian mengganti Bretton Woods System dengan Smithsonian Agreement. Setelah itu dolar Amerika tidak dikaitkan lagi dengan emas.

Maka sejak 1973 uang fiat diberlakukan. Sehingga jika Amerika pun di embargo minyak, mereka pasti masih bisa survive. Bahkan sampai hari ini money supply mereka tidak tergantung stok emas lagi. Agar mereka bisa belanja lebih banyak untuk menstimulasi ekonomi sekaligus mengurangi fiskal. Sesuatu yang sulit dilakukan saat mata uang mereka diikat dengan emas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun