Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kejatuhan Imran Khan

27 Juli 2023   20:28 Diperbarui: 27 Juli 2023   21:00 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Imran Khan. Beliau ini adalah Lionel Messi nya kalau di sepak bola. Tapi yang ini Cricket. Olah raga yang tidak populer di Indonesia. Kalau di Pakistan jangan tanya.

Tahun 1992 beliau ini pernah membawa Pakistan juara dunia Cricket untuk yang pertama kali. Setelah pensiun dari dunia Cricket dia mulai menjadi Filantropis.

Punya banyak rumah sakit kanker di Lahore dan Peshawar. Setelah itu baru beliau masuk dunia politik.

Namun sebelum sampai ke Imran Khan, kita bahas Nawaz Sharif dulu. Jadi Nawaz Sharif ini sudah tiga kali jadi Perdana Menteri dan ketiga-tiganya selalu berakhir dengan kudeta. Hingga akhirnya Mahkamah Agung Pakistan melarang beliau ikut pemilu lagi dan mendapat hukuman 10 tahun penjara. Hanya masalahnya beliau saat ini ada di London dan Pakistan tidak punya perjanjian ekstradisi dengan pihak Inggris.

Sekarang kita kembali ke Imran Khan. Pada 17 Agustus 2018 Imran Khan dikukuhkan sebagai Perdana Menteri Pakistan. Setelah ini kemudian baru beliau menyadari betapa beratnya tugas menjadi Perdana Menteri di Pakistan. Soalnya lingkungan Politik di Pakistan ini agak beda. Pertama beliau harus menjaga hati dan perasaan orang-orang yang ada didalam lingkarannya. Kedua tidak boleh mengangkat apalagi memberhentikan anggota kabinet seenak udel. Ketiga harus bisa menjaga kepentingan siapapun yang berperan dalam politik negara itu.

Nah sekarang kita bahas Pervez Musharraf. Beliau ini adalah dulunya panglima tinggi angkatan bersenjata Pakistan. Tahun 2001 beliau diangkat menjadi presiden setelah menggulingkan Nawaz Sharif. Tahun 2008 beliau di demo sama rakyatnya hingga melarikan diri ke luar negeri. Meskipun beliau ada di luar negeri tetapi pengaruhnya di dalam negeri masih begitu besar. Nah orang-orang beliau inilah yang kemudian masuk dalam jajaran kabinetnya pak Imran Khan.

Kondisi politik di Pakistan memang begitulah adanya. Pemimpin yang dikudeta atau yang diusir belum tentu hilang pengaruhnya. Sementara pemimpin yang sedang memimpin belum tentu punya pengaruh di lingkungan politik.

Saat Imran Khan memimpin disamping beliau harus menjaga ketiga norma diatas, beliau juga harus mampu menjaga sikap ke negara tetangganya yaitu Arab Saudi dan Iran yang tengah bertikai waktu itu. Jangan sampai salah omongan. Padahal Imran Khan waktu itu ingin merapat ke Amerika sementara Trump malah punya masalah dengan Iran. Saat ingin merapat ke Tiongkok untuk bicara tentang investasi eh malah rakyatnya membenci Tiongkok karena tindakan represif mereka di Xinjiang. Pusing...

Sementara ekonomi Pakistan ada bisul yang harus diangkat yaitu krisis hutang. Ini harus cepat diatasi jika tidak ingin menyebar kemana-mana. Maka mau tidak mau beliau terpaksa berurusan dengan IMF. Nah kita kan sudah sama-sama tahu jika berhubungan dengan IMF maka mereka pasti akan mengajukan syarat yang kadang bikin pusing juga.

Apa kata IMF? Turunkan nilai mata uang dan perbaiki sistem penerimaan bea dan cukai. Akhirnya Imran Khan melakukan semua itu termasuk memotong beberapa subsidi sehingga sedikit demi sedikit Pakistan mulai keluar dari krisis hutang tersebut.

Setelah itu Imran Khan mulai memangkas birokrasi terutama yang berkaitan dengan investasi sehingga Pakistan mendapatkan peringkat ke 28 dalam Ease of Doing Business (EODB).

Namun akhirnya semua itu hancur dilanda Covid-19. Imran Khan mulai pusing lagi. Bahkan beliau mengaitkan semua itu dengan konspirasi Amerika yang ingin menggulingkannya berdasarkan telegram yang sempat menggegerkan politik Pakistan.

Gara-gara ini Mahkamah Konstitusi terpaksa mengeluarkan Mosi tidak percaya kepada Imran Khan karena dianggap membocorkan rahasia negara.

Kemudian Imran Khan berusaha melawan dengan meminta kepada presiden untuk membubarkan parlemen. Tapi semua itu menjadi sia-sia karena Mosi tidak percaya sudah duluan keluar. Hingga 10 April 2023 Imran Khan jatuh.

Setelah itu beliau ngomong macam-macam. Mulai dari peran Amerika yang ingin menyingkirkannya karena beliau tidak ingin mengecam Rusia yang menyerang Ukraina hingga hubungan akrabnya dengan pemerintah Tiongkok.

Lalu naiklah Shehbaz Sharif adiknya Nawaz Sharif. Sementara Imran Khan sendiri sejak itu terus berhubungan dengan pengadilan. Kelihatan kalau beliau ini kurang lihai dalam bermain di arena politik Pakistan.

Tidak seperti Nawaz Sharif atau Pervez Musharraf. Meskipun mereka ada diluar negeri tapi cengkraman masih kuat mengakar di dalam negeri. Bukan itu saja. Saat mereka tidak menjadi pemimpin lagi mereka langsung ngeloyor ke luar negeri. Beda dengan Imran Khan. Meskipun sudah dihadapkan pada kasus hukum tapi beliau masih anteng saja menghadapi semua itu.

Inilah yang kemudian akhirnya membuat rakyat terkesan dengan sikap patriotik yang ditampilkan oleh Imran Khan. Meskipun begitu hal ini tidak menghalangi proses hukum yang harus dijalaninya.

Jadi menurut yang beredar di media sosial. Semua ini sebenarnya adalah ulah dari Nawaz Sharif. Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa di Pakistan itu berlaku "Pemimpin yang dikudeta atau yang diusir belum tentu hilang pengaruhnya. Sementara pemimpin yang sedang memimpin belum tentu punya pengaruh di lingkungan politik".

Ceritanya Imran Khan ini partainya bernama Tehreek-e-insaf. Sedangkan partainya Shehbaz Sharif bernama Partai Liga Muslim pimpinan Shehbaz Sharif tapi Ketumnya Nawaz Sharif.

Sebenarnya apa yang dikatakan di media sosial itu cukup beralasan sih. Sebab setahun setelah Shehbaz jadi Perdana Menteri sudah tiga kali Shehbaz bolak balik London menemui Nawaz Sharif. Kunjungan terakhir November tahun 2022.  Begitu beliau kembali langsung mengangkat panglima angkatan bersenjata Pakistan.  

Sejak itu rakyat memang benar-benar mengamuk. Bahkan rumah gubernur pun diserang massa. Mobil polisi dibakar. Bahkan pendukung Imran Khan mulai meneriakkan "Jangan sampai Imran jadi Morsi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun