Mohon tunggu...
Andi Firmansyah
Andi Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pendidik yang bertugas di Tanjung Balai Karimun Prov. Kepri Aktif menulis di beberapa forum yang berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Persahabatan Bagi Hidup Kita

31 Januari 2016   16:09 Diperbarui: 31 Januari 2016   16:37 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“show me your friend and I will tell you who you are”

Kalimat diatas menandakan bahwa teman memang sangat berpengaruh bagi kehidupan kita. Saya ingat suatu ketika bertemu dengan teman cewek di sebuah Mall di Batam. Saat itu saya sedang kumpul dengan teman kantor sambil ngopi bareng di sebuah café. Teman cewek itu adalah mantan teman di kantor sebelumnya. Karena saya cowok, tentunya saya yang harus menghampiri mejanya. Kebetulan dia juga sedang bersama dengan seorang cowok yang saya tidak tahu apakah itu cowoknya apa bukan. Setelah berbasa-basi sebentar kemudian dia menanyakan suatu pertanyaan yang sama sekali tidak saya duga sebelumnya. Pertanyaannya simple. Dia cuma nanya, kamu ngerokok ya sekarang? Gitu aja. Saya bilang,enggak. Nah pertanyaannya mengapa dia mengajukan pertanyaan demikian? Sebab dia melihat semua teman saya yang duduk satu meja pada merokok. Sehingga dia langsung mengambil kesimpulan tanpa menelaah lebih dulu bahwa saya pasti juga merokok. Padahal kalau dia tahu ceritanya dari awal, tentunya dia tidak akan mengajukan pertanyaan seperti itu. Tapi begitulah biasanya orang selalu menilai kita dari pergaulan kita sehari-hari.

 

Hanya saja sebagai makhluk social kita tidak dapat hidup tanpa orang lain. Kalau saja pernah terbersit di pikiran anda perkataan seperti ini, GUE GAK BUTUH SIAPA-SIAPA. GUE BISA LAKUIN SENDIRI. Terus terang, ini adalah suatu langkah menuju kehancuran. Namun begitu bukan berarti kita boleh bergaul sembarangan. Sebab kalau kita bergaul sembarangan maka bukan tidak mungkin anda akan mengalami pengalaman saya diatas. DINILAI ORANG BERDASARKAN PERBUATAN YANG DILAKUKAN TEMAN KITA PADAHAL KITA BELUM TENTU MELAKUKAN HAL YANG SAMA.

Maka itu,

 

PILIHLAH TEMAN YANG BISA MENGUBAH ANDA MENJADI LEBIH BAIK

Kali ini saya akan cerita pengalaman saya waktu masih SMP. Namanya WAHYU. Dia adalah teman sepermainan karena sama-sama tinggal di Kompleks KOWILHAN waktu itu. Umur 14 tahun dia sudah jadi Ustadz. Bacaan Al Qurannya lancar. Bahkan pake dilantunkan segala layaknya seorang Qori. Wahyu sangat terkenal sekali waktu itu. Bahkan ibu-ibu dikompleks selalu membanding-bandingkan anaknya dengan Wahyu. Termasuk ibu saya. Suatu hal yang sempat membuat saya jengkel waktu itu. Terus terang, saya paling sebel kalo disbanding-bandingkan seperti itu. Sebab saya merasa saya UNIK. SAYA PASTI BEDA DENGAN ORANG LAIN. AKU YA AKU…

 

Tapi sekarang baru saya sadari apa maksud dan keinginan ALLAH mempertemukan saya dengan Wahyu. Padahal waktu itu saya sama sekali tidak melihat keuntungan berteman dengan Wahyu. Bagi saya Wahyu sama saja dengan teman-teman saya yang lain. Artinya tidak ada istimewanya sama sekali dimata saya waktu itu. Hanya ada satu hal yang akhirnya mengubah cara pandang saya terhadap Wahyu. Caranya membaca Al Quran dan keinginannya untuk mengajari saya MENGAJI. Itulah saat pertama sekali saya mengaji. Saya suka mendengarkan Wahyu melantunkan ayat-ayat suci Al Quran walaupun saya waktu itu tidak tahu apa artinya begitu juga cara membacanya. Hanya saja saya merasakan ketenangan dan seakan-akan ayat demi ayat itu mengalir menembus relung-relung sanubari. Saya merasa seakan menembus dimensi lain yang sulit saya ungkapkan dengan kata-kata. Bahkan setelah kedekatan saya dengan Wahyu, orang-orang disekeliling saya mulai melihat perubahan drastis yang terjadi pada hidup saya. Anehnya, perubahan itu juga terjadi di keluarga saya. Pernah suatu kali saya melihat Bapak sholat di kamarnya. Saya tidak tahu, apakah dia tidak mau kalah dengan saya atau dia merasa malu dengan saya. Entahlah, hanya Bapak yang tahu. Yang pasti saya sudah berhasil menularkan VIRUS KEBAIKAN kepada SANG JENDRAL kami.     

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun