Mohon tunggu...
Andi Firmansyah
Andi Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pendidik yang bertugas di Tanjung Balai Karimun Prov. Kepri Aktif menulis di beberapa forum yang berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Adalah Ide, Pilihan, Tindakan dan Hasil

17 Desember 2015   15:53 Diperbarui: 17 Desember 2015   15:59 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang bilang bahwa KITA ADALAH APA YANG KITA PIKIRKAN. Padahal kenyataannya kita bukanlah apa yang kita pikirkan. Ada ribuan hal yang dipikirkan manusia setiap hari. Tapi mereka tidak pernah menjadi apa yang mereka pikirkan. Malah mereka menjadi apa yang mereka lakukan. Hidup adalah apa yang kita lakukan. Manusia hanya berpikir setelah itu melakukan apa yang mereka pikirkan dan mendapatkan hasil dari apa yang mereka lakukan.

Manusia berpikir setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan. Mereka juga memikirkan saat ini, masa lalu dan kadang masa depan. Mereka memikirkan hidup mereka. Kadang juga mereka berpikir apa yang harus mereka lakukan. Apa yang akan mereka lakukan. Mereka ingin menjadi apa. Namun mereka memikirkan semua itu bukan berarti mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan atau menjadi apa yang mereka inginkan. Mereka akan mendapatkan atau menjadi apa yang mereka inginkan hanya saat mereka merealisasikan segala ide yang berkembang di otak mereka.

Dunia ini milik setiap orang. Maka dari itu hanya kita yang menentukan nasib kita sendiri. Orang yang tidak bisa menerima KEGAGALAN adalah orang yang tidak bisa menerima KENYATAAN dalam hidup ini. Orang yang mengatakan TAKDIRKU ADALAH NASIBKU adalah orang yang tidak percaya akan KEMURAHAN DAN KEBAIKAN ALLAH. Orang ini biasanya selalu menyalahkan TAKDIR saat dia mengalami KEGAGALAN.

Ujung-ujungnya dia malah menyalahkan ALLAH. Mengapa mereka cenderung berbuat seperti itu? Sebab mereka tahu kalau GAGAL maka semua orang akan menertawakan mereka. Mereka tidak siap untuk ditertawakan. Maka itu mereka cenderung menyalahkan TAKDIR. Menyalahkan TAKDIR bagi mereka sama seperti melepaskan beban atas KEGAGALAN tersebut. Orang seperti ini biasanya suka stress, frustasi, banyak alasan, depresi, pemimpi dan suka menyalahkan Allah atas kegagalannya.

Bermimpi dan panjang angan-angan tidak akan pernah membawa kita ke suatu tempat. Kita hanya diam ditempat.

Kita bukanlah apa yang kita pikirkan karena siapapun memikirkan apa yang dia inginkan, siapapun pasti memikirkan mau jadi apa gerangan dirinya. Namun bukan berarti kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Berpikir saja tidak cukup. Kita harus bertindak.

Lakukan apa yang kita inginkan. Lakukan apa yang kita sukai. Jangan takut mewujudkan ide dalam bentuk tindakan. Walaupun setelah itu kita bakal menghadapi dua konsekuensi. Menang atau Kalah. Kalau Kalah bukan berarti akhir dari segalanya. Mungkin kita harus melakukannya dengan lebih baik lagi untuk aksi selanjutnya. Kalau anda menyerah, jangan marah kalau orang lain menjuluki anda PECUNDANG SEJATI.

Sekali anda melangkah meskipun hanya selangkah tetap saja anda maju. Coba bayangkan kalau anda tidak melangkah, berarti anda tidak maju alias diam ditempat. Setelah berjam-jam berdiri ditempat, tentunya anda lelah, setelah itu anda pasti duduk. Setelah itu anda akan berbaring dengan mata terbuka sambil menatap langit dan mulai menyalahkan ALLAH, Dzat yang menurut anda telah menyebabkan anda menjadi seperti itu.

Untuk maju maka anda harus melangkah. Hidup berjalan seperti itu. Anda harus mewujudkan ide anda menjadi kenyataan. Setelah itu anda akan meraih buah dari ide tersebut. Ingatlah!! ALLAH tidak akan merubah nasib satu kaum jika kaum tersebut tidak ingin berubah.  

SEBARKANLAH KEPADA ORANG LAIN SEBAGAI AMAL IBADAH ANDA AGAR BERMANFAAT JUGA BAGI YANG MEMBACANYA 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun