Mohon tunggu...
AndiLancök
AndiLancök Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Kata

Alumni Mindanao Peace Building Institute (MPI), Davao City, Filipina

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pidie: Sejarah Tionghoa dan Toleransi di Kota Tua

27 Juli 2019   15:47 Diperbarui: 27 Juli 2019   15:54 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sejak nenek moyang, kita sudah membuktikan toleransi dan pluralisme di kota tua ini," ujar Asnawi Abdullah, pengusaha sukses asal Kabupaten Pidie.

Namanya Jhony. Dalam bahasa mandarin dipanggil Tien Yhuk Phin. Lahir tahun 1956. Kini usianya 61 tahun.

Kulitnya putih. Mata sipit dan bertubuh gempal. Tak terlalu tinggi. Dia alumni Sekolah Dasar (SD) dan SMP Muhammadiyah di Desa Keramat Dalam, Kota Sigli.

Jhony memiliki dua orang anak hasil perkawinan dengan Sania (Sie Lie Chin). Keduanya kini tinggal di Jakarta dan sudah berkeluarga.

Sania juga dilahirkan di Aceh. Persisnya pada tahun 1964 di Kota Lueng Putu, Bandar Baru, Pidie Jaya. Menurut Sania, keduanya berkenalan saat tinggal di Kota Sigli.

Jhony remaja sebagai pecinta si kulit bundar, juga pernah menjadi pemain Persatuan Sepakbola Aceh Pidie (PSAP) Sigli. Kecintaannya kepada sepakbola dan PSAP hingga kini masih melekat.

Era 80-an menjadi saksi bahwa Jhony salah seorang pemain Tionghoa dalam skuat tim sepakbola kebanggaan masyarakat Pidie. Menyatu dan bersama memajukan sepakbola tanpa diskriminasi.

Orang tua Jhony bernama Latief (Yen Sun Yien). Sejak tahun 50-an dia tinggal dan menetap di Desa Ie Lebeu, Kembang Tanjong. Jauh sebelum Jhony dilahirkan.

Ie Leube merupakan desa yang penduduknya mayoritas Muslem. Berada dekat dengan laut. Umumnya warga berprofesi sebagai nelayan dan pekerja tambak. 

Latief  berprofesi sebagai penjual pakaian. Setiap harinya, dari Desa Ie Leubeu, Kecamatan Kembang Tanjong, Latief harus menempuh jarak sekitar 15 kilometer menuju Kota Sigli untuk berdagang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun