Mohon tunggu...
Andi Fathir Muzakki Diningrat
Andi Fathir Muzakki Diningrat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

NIM: 202210370311278 Asal: Kalimantar Timur Informatika Semester 5 Kelas Etika Profesi D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Generasi Cerdas atau Generatif? Tantangan Etika dan Profesionalisme di Industri TIK

10 November 2024   20:28 Diperbarui: 10 November 2024   20:42 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, menurut saya, untuk bisa membangun profesionalisme di industri TIK ke depannya, kita butuh kebijakan yang lebih kuat dan jelas dari para stakeholder. Pemerintah, perusahaan, akademisi, sampai profesional di bidang TIK perlu saling mendukung untuk menetapkan standar etika yang lebih jelas dan mendorong penerapan kode etik di lapangan. Misalnya, pemerintah bisa menetapkan regulasi yang lebih ketat soal keamanan data dan privasi, yang nggak cuma jadi tanggung jawab perusahaan besar, tapi juga semua pelaku di bidang TIK, termasuk startup atau pengembang individu. Ini sejalan dengan saran Johnson, agar ada kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat supaya nilai-nilai sosial dan moral ini benar-benar jadi landasan dalam setiap tahap pengembangan teknologi.

Selain itu, saya juga menyarankan agar perusahaan TIK lebih aktif dalam memberikan pelatihan etika dan profesionalisme untuk karyawannya. Jadi, bukan cuma hard skill yang diasah, tapi juga soft skill dan pemahaman soal etika profesi. Buat mahasiswa atau calon profesional, penting juga ada kurikulum yang lebih fokus pada pemahaman etika digital dan tanggung jawab sosial, supaya sejak awal mereka udah terbiasa untuk bekerja secara profesional dan bertanggung jawab.

Intinya, kalau kita mau industri TIK berkembang dengan baik dan bisa terus dipercaya masyarakat, maka profesionalisme dan kode etik harus jadi prioritas. Kita butuh kebijakan yang jelas, pelatihan yang memadai, dan komitmen dari semua pihak untuk menjaga standar tinggi di bidang ini. Dengan begini, kita nggak cuma menghasilkan teknologi yang canggih, tapi juga teknologi yang bermanfaat dan bisa dipercaya, seperti yang disarankan oleh Sollie dan Johnson dalam kajian mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun