Mohon tunggu...
Muhammad Farandi Khusnan
Muhammad Farandi Khusnan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Farandi Khusnan Mahasiswa UIN Suka 22107030106

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengungkap Mitos Mengenai Apakah Rokok Elektrik Lebih Aman dari Rokok Konvensional?

12 Juni 2023   23:20 Diperbarui: 13 Juni 2023   00:10 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perdebatan tentang keamanan rokok elektrik versus rokok konvensional telah menjadi topik yang kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Seiring dengan kemunculan rokok elektrik atau yang sering disebut sebagai vaporizer, banyak orang bertanya-tanya apakah rokok elektrik benar-benar lebih aman daripada rokok konvensional. Artikel ini akan menggali argumen di kedua sisi perdebatan ini, serta menyediakan informasi yang obyektif untuk membantu pembaca membuat keputusan yang lebih terinformasi.

Awal mula rokok elektrik dapat ditelusuri kembali ke tahun 2003 ketika seorang farmasis asal Tiongkok bernama Hon Lik menciptakan sebuah prototipe perangkat yang dikenal sebagai "Ruyan" (berarti "seperti asap") setelah kehilangan ayahnya akibat kanker paru-paru yang disebabkan oleh merokok. Hon Lik ingin menciptakan alternatif yang lebih aman bagi perokok dengan mengurangi paparan asap tembakau.

Perangkat Ruyan awalnya menggunakan sistem ultrasonik untuk mengubah cairan nikotin menjadi uap yang dapat dihirup. Namun, desain ini kemudian diubah menjadi sistem pemanasan konduksi, yang menghasilkan vapor dari cairan nikotin dengan memanaskan elemen pemanas.

Pada awalnya, rokok elektrik atau vaporizer hanya dikenal di Tiongkok, namun popularitasnya mulai menyebar ke negara-negara lain. Seiring berjalannya waktu, perangkat-perangkat tersebut mengalami pengembangan dan peningkatan yang signifikan dalam hal desain, kinerja, dan fitur.

Pada tahun-tahun berikutnya, berbagai merek dan model rokok elektrik mulai bermunculan di pasar. Perusahaan-perusahaan besar, termasuk produsen rokok konvensional, juga mulai melirik industri rokok elektrik dan merilis produk mereka sendiri. Ini menyebabkan pertumbuhan pesat industri rokok elektrik dan popularitas yang terus meningkat di kalangan perokok yang mencari alternatif yang lebih aman.

Komposisi Kimia

Salah satu perbedaan utama antara rokok elektrik dan rokok konvensional adalah komposisi kimianya. Rokok konvensional menghasilkan asap melalui pembakaran tembakau, yang menghasilkan lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk lebih dari 70 zat karsinogenik yang diketahui. Di sisi lain, rokok elektrik bekerja dengan memanaskan cairan yang mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, dan berbagai aroma. Meskipun tidak sepenuhnya bebas risiko, studi awal menunjukkan bahwa rokok elektrik menghasilkan jumlah bahan kimia yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rokok konvensional.

Dampak Terhadap Kesehatan

Berdasarkan bukti yang ada, rokok konvensional secara konsisten terbukti memiliki dampak negatif yang serius terhadap kesehatan. Asap tembakau mengandung bahan kimia berbahaya yang dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan. Rokok elektrik, di sisi lain, dianggap lebih aman karena mengurangi eksposisi terhadap bahan kimia berbahaya yang terkait dengan pembakaran tembakau. Namun, penting untuk diingat bahwa rokok elektrik masih mengandung nikotin, yang merupakan zat adiktif dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan tertentu.

Studi tentang Rokok Elektrik

Meskipun penelitian tentang rokok elektrik masih terbatas, beberapa penelitian awal memberikan wawasan tentang keamanan relatifnya. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Public Health England pada tahun 2015 menyimpulkan bahwa rokok elektrik dapat menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Namun, laporan tersebut juga menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik.

Regulasi dan Keamanan Produk

Salah satu tantangan dalam membandingkan keamanan rokok elektrik dengan rokok konvensional adalah kurangnya regulasi yang konsisten di berbagai negara. Beberapa negara telah memperkenalkan peraturan yang ketat untuk mengatur produksi, pemasaran, dan penjualan rokok elektrik. Namun, di tempat lain, regulasi masih terbatas atau tidak ada sama sekali. Kualitas dan keamanan rokok elektrik juga dapat bervariasi tergantung pada merek dan produsen. Penting bagi konsumen untuk memilih produk yang berasal dari produsen yang terpercaya dan memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.

Mengingat kenyataan bahwa rokok konvensional terbukti memiliki dampak yang merugikan terhadap kesehatan, rokok elektrik bisa dianggap sebagai alternatif yang lebih aman. Namun, penting untuk diingat bahwa rokok elektrik tidak sepenuhnya bebas risiko dan masih mengandung nikotin. Sementara penelitian awal menunjukkan potensi rokok elektrik sebagai alternatif yang lebih aman, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik.

Regulasi yang ketat dan kepatuhan terhadap standar keamanan juga diperlukan untuk melindungi konsumen. Bagi perokok yang ingin beralih ke rokok elektrik, konsultasikan dengan profesional kesehatan yang terlatih untuk mendapatkan informasi yang lebih terperinci dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan situasi individual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun