Mohon tunggu...
Andi Eka Prima
Andi Eka Prima Mohon Tunggu... Guru - Blog Pribadi

“Proyek besar bukanlah ketika kita bisa membangun gedung gedung pencakar langit, melainkan ketika kita bisa membantu saudara saudara kita untuk membangun masjid, menghidupi anak anak yatim, membantu penghafal alquran dan kaumdhuafa. Karena itulah yang akan menjadikan passive Pahala kita ketika menghadap Allah SWT.”

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasib Seorang Anak Tiri or The Stepdaughter

1 Juli 2022   09:55 Diperbarui: 1 Juli 2022   10:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

NASIB SEORANG ANAK TIRI

Bruk ! bruk !

setumpukan pakaian kotor melayang di depan wajahnya Jasmin dan jatuh ke keranjang plastik berukuran besar yang sudah terisi kain - kain yang kotor.

Jasmin menoleh kearah pintu tapi dia tidak bisa melihat karena lemparan pakaian kotornya itu kini menutupi wajahnya. " cuci yang bersih !" terdengar teriakan dari suara yang sangat dia hafal, Ny.. Annet, Ibu tirinya.  Jasmin menatap pakaian kotor yang tadi mampir di wajahnya sekarang pindah berjatuhan ke lantai.

Bukan satu tahun, bukan juga dua tahun, tapi sudah belasan tahun lamanya dirinya diperlakukan seperti ini oleh ibu tirinya.

Jasmin menghela nafas pendek lalu memungut pakaian - pakaian itu dan dimasukan ke keranjang. Matanya terhenti pada cermin yang ada diruangan mencuci itu, menatap dirinya. membayangkan dirinya suatu saat nanti dapat menikah dengan pria kaya yang akan membawanya keluar dari kemiskinan dan tidankan semena - mena ibu tirinya.

Baru juga dia akan bergerak terdengar lagi suara sesorang perempuan.

" Jasmine ! Gaunku sudah kau Strika kan? Hari ini Roger akan datang dari kota ! aku ingin terlihat cantik ! teriak perempuan itu. Seraut wajah cantik muncul dipintu, gadis itu usianya tidak beda jauh dari Jasmine. "Sepertinya aku lupa, malam aku ketiduran, " jawab jasmine.

"Apa?Apa aku tidak salah denger, heh? Lama - lama kau semakin malas saja!" gadis itu terus menggerutu. "Ada apa?" terdengar suara Ny. Annet menghampiri dan tubuhnya muncul dipintu, menoleh pada gadis itu lalu pada Jasmin.

" Dia lupa menyetrika gaunku! Roger hari ini mau berkunjung, aku akan menemuinya. Aku harus tampil cantik dan menarik, aku tidak sabar ingin segera menikah denganya dan tinggal dikota dirumahnya yang mewah!" kata gadis itu dengan raut muka yang berseri-seri.

Ny.Annet menoleh pada Jasmine. " kau mau nyari masalah? Kau mau aku biarkan luntang luntung di jalananan jadi pengemis?" bentak Ny. Annet.

 " Lily kan bisa menggosok bajunya sendiri Bu, Nyanya!" kata Jasmine, meralat panggilanya pada istri ayahnya itu dengan sebutan Nyonya.

"Banyak membantah! Kau lupa, sejak ayahmu pergi tidah tahu kabarnya,  siapa yang memberimu makan? Kau makan dariku! Sewajarnya kau mengerjakan semua pekerjaan ini!" hardik Ny. Annet! "Domba- domba itu kan..." belum selesai Jasmine bicara, Nyonya Annet membentak lagi.

"Apa? Kau mau bilang itu domba- domba milik ayahmu? Tidak, kau hitung berapa tahun Ayahmu meninggalkan kita semua? Dombanya habis terjual dari kau masih kecil, semua domba- domba itu hasil menjual warisan orang tuaku! Bukan domba- domba Ayahmu!bentak Nyonya Annet. Begitu lama, saat dia berumur 7 tahun, dia belum mengerti soal peternakan yang selama ini  dikelola Ayahnya. " Tidak perlu rewel, tidak perlu membantah, sekarang kau setrika gaunnyaLy ! Cepat!".

"Iya cepetan! Aku harus tampil cantik saat bertemu Roger, aku ingin dia segera melamarku , aku tidak sabar ingin menjadi istri orang kaya!" seru Lyli, tersenyum senang menoleh pada Jasmine yang sedang menatapnya.

" Apa kamu lihat-lihat? Kamu iri? Tidak ada kisah cinderela disini, upik abu ya upik abu, tidak mungkin kau berharap bermimpi menikah dengan orang kaya. Lihat saja penampilanmu ! Pakaianmu lusuh, kulitmu tidak terawat, untung saja ibuku masih mau manampungmu disini!" hardik Lily lalu beranjak meninggalkan tempat itu, mengikuti Ny.Annet yang masuk kedalam rumah duluan. Jasmin menghela nafas lagi, dia harus sabar, dia bukanya tidak bisa berontak, kaur mungkin dari pada di permalukan seperti ini oleh ibu tiri dan saudara tirinya itu,  tapi dia masih berharap suatu saat ayahnya akan pulang kerumah ini. Masih teringkat di benaknya saat terakhir berpisah dengan Ayahnya. "Ayah akan pergi ke kota Nak, mungkin agak lama, kau bersama ibumu baik-baik dirumah ini ya sayang", pamit Ayahnya waktu itu,berjongkok didepannya, mengusap rambutnya beberapa kali. Mata jasmine berkaca-kaca saja menahan isak tangis yang tertahankan.

" beberapa hari saja tidak akan terasa. Biasanya Ayah juga kan sering ke kota. Pulangnya Ayah bawakan mainan, kau mau?" Ayahnya mengusap airmata yang menetes dipipinya. Hari itu adalah hari yang paling berat baginya. Entah kenapa dia sangat merindukan ayahnya waktu itu, sampai dia tidak rela Ayahnya pergi ke kota padahal biasanya memang Ayahnya sesekali pargi ke kota lain menjual domba-domba  hasil peternakannya. Ternyata yang di rasanya itu terjadi, Ayahnya tidak pernah pulang kerumah ini lagi. Tidak ada yang tahu keberadaanya apakah masih hidup atau sudah meninggal tidak ada yang tahu. Setiap pagi, Jasmine selalu menunggu dihalaman rumah melihat kearah jalanan yang beraspal dan berkelok- kelok, berharap bahwa Ayahnya akan pulang dan membawakanya mainan seperti yang Ayahnya janjikan.

Hingga belasan tahun sudah berlalu dan dia tumbuh dewasa. Dia tidak pernah melihat Ayahnya lagi. Meskipun seperti itu Jasmine selalu berharap ayahnya akan pulang suatu saat nanti, tapi entah kapan. Dihapusnya airmatanya yang tidak terasa menetes di pipinya. "Jasmine ! sudah selesai belom?"

Terisak Lily dari dalam rumah. Lalu Jasmin menghapus air matanya lagi lalu berlari ke dalam rumah menuju tempat mentrika pakaian.  Diambilnya gaun dalam keranjang itu dan mulai menggosoknya. Sebenarnya Lily juga bisa melakukannya, tapi dia begitu malas, sama sekali tidak mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah bahkan untuk keperluan sendirinya pun selalu menyuruhnya . Ibu tirinya tidak mau menambah pembantu satupun kecuali Bi Aida.

Gaun yang disetrikanya itu sangat cantik. Entah kapan terakhir kalinya  dia mendapat gaun baru. Sejak ayahnya pergi, ibu tirinya tidak pernah membelikanya gaun lagi. Meski diberikan sesekali itupun gaun bekas di pasar. "Nih! Baju untukmu!" Ny.Annet melempar sebuah gaun saat Jasmin beranjak dewasa. Jasmine mengambil gaun itu dan dia terkejud saat melihatnya. Gaun itu lebih cocok untuk ibu-ibu daripada gadis seusianya. " Gaunya terlalu tua!" Kata Jasmin, matanya melirik pada Lily yang dengan suka citanya mendapat banyak gaun baru yang indah. "Heh, memangnya Ayahmu memberiku uang? Sejak ayahmu pergi kau bergantung padaku! Masuh untung kau ku belikan gaun, tidak aku biarkan kau telanjang sekalian!" hardik ibu tirinya. Meski terasa sedih dan kecewa, jasmine terpaksa menerima gaun itu. Bahkan di hari perayaan di desa itupun, disaat semua gadis --gadis cantik menggunakan gaun yang ada dirumah saja, kadang bi Aida  membantu menjahit bagian-bagian yang robek. "sudah belum?" teriak Lily, muncul dipintu membuyarkan lamunannya jasmine. " sudah ini!" jasmine memberikan gaun itu pada Lily yang langsung mengambilnya. "gaun yang indah bukan? Aku akan terlihat cantik dengan gaun ini! Aku yakin Roger akan sangat senang kalau melihat aku memakai gaun ini!"  Lily meninggalkan ruangan itu sambil bernyanyi- nyanyi membawa gaun itu. Jasmin hanya bisa menatap kepergian Lily yang bahagia karena akan bertemu dengan kekasihnya. Jasminpun kebelakang kembali untuk melanjutkan mencuci pakaianya.

Translete

The Stepdaughter

Brook's fate! Brook!

A pile of dirty laundry floated in front of Jasmine's face and fell into a large plastic basket already filled with dirty laundry. Jasmine turned to the door, but he couldn't see the door because dirty clothes scraps covered his face. "Clean laundry!" she heard a voice he was familiar with, Jasmine cry from his stepmother, Mrs. Annette. Jasmine saw dirty clothes that had fallen on his face and slipped onto the floor. In less than a year or two, she was treated this way by his stepmother for more than a dozen years. Jasmine sighed, picked up her clothes and put them in the basket.

Her eyes were caught in the bathroom mirror and stared at him. She imagines that one day she might marry her rich man, rescue her from her poverty, and disobey her stepmother. As soon as she tried to move, she heard a woman's voice again. "Jasmine! Did you iron my dress? Roger is coming out of town today! I want to look beautiful!" Exclaimed the girl. A beautiful face appeared on the door, and the girl was not much different from Jasmine. "I think I forgot, I overslept last night," Jasmine replied. "What? Did you hear what you said correctly? You are always lazy!" The girl continued to complain. "What's that?" Hearing Mrs. Annette approaching, her body appeared at the door, turning her to her girl and then to Jasmine.

"Lily can rub her clothes, Mrs. Annette !" Jasmine said, modifying her father's wife's nickname to Madam. "Many people insist! You forget who fed you because you left without knowing who your dad was? You eat from me You do all this work You should be! "Mrs. Annette, a stubborn her. "They are sheep ..." Jasmine hadn't finished talking, Mrs. Annette screamed again. "what? Do you say these are your father's sheep? No, do you count the number of years your dad left us all? Sheep were sold by you when you were small; all sheep were the result of selling my parents' legacy! Not your dad's sheep! I snapped Mrs. Annette.

As long as she was seven, she didn't understand anything about the farm her father had run for a long time. "No need to make a fuss, no need to argue, now you iron the dress, Ly! Quick!". "Hurry! You need to look beautiful when you meet Roger. I want him to propose right away. I can't wait to be a rich wife!" Lily said of Jasmine staring at her. When I turned to him, I laughed happily and shouted. "Are you looking around? Are you jealous? There is no story of Cinderella here, upik abu - upik abu, it is impossible for you to dream of marrying a rich man. Look at your looks! Your clothes are shabby and your skin is empty. Fortunately, my mother still wants to put you here! Jasmine sighed again, she had to be patient, she couldn't rebel, maybe instead of being so humiliated by her stepmother and sister-in-law, , but she Still wants her father to return to this house someday. She is still thinking about the last time she was separated from her father. "Dad, son, a little longer, you and your mom are fine at home, honey," her father then crouched in front of her, stroking her hair several times. Jasmine's eyes were full of tears, suppressing suffocating sobbing. "I don't feel like that for a few days. Usually, Jasmines' dad also drives a lot to town. Daddy brings back a toy, do you want it? Her father wipes the tears that run down his cheeks. It was the most difficult day for her. She  don't want his dad to go to town, but her dad always went to another town to sell sheep from the farm, but it seems her dad never intended to go home. She felt it. Again, no one knows where he is, whether he is alive or dead. Every morning, Jasmine always sees the winding cobblestone streets in the yard and wants her father to go home and bring toys as he promised.

Over a dozen years have passed and until she grows up. She never met his father again. Still, Jasmine always thought her father would come back someday, but I don't know when. She wiped her tears that didn't roll her cheeks. "Jasmine ! Are you ready?" Lily sobbed from home. Then Jasmine wiped her tears again and rushed home to the ironing board. She took the dress in the basket and started rubbing it. In fact, Lily could do that too, but she was so lazy and didn't want to help around her house at all, and even because of her own needs, she always gave her it. I told you to do it. Her stepmother didn't want to add a maid other than Bi Aida. The dress she was ironing was very beautiful. She doesn't know when she last wore her new dress. Her stepmother never bought her a dress because her father had left. It is true that used clothing is also occasionally on the market. "Here! Clothes for you!" As Jasmine grew up, Mrs. Annette threw a dress. Jasmine took the dress and was shocked to see it. Her dress was more suitable for her mother than a girl of her age. "The dress is too old!" Jasmine and her eyes rushed towards Lily. Lily gladly got a lot of beautiful new dresses. "Hey, did your dad give me money? You've been relying on me since your dad left! It's good that I bought you a dress, I'm all of you Did not let her naked! "His stepmother scolded. Sad and disappointed, Jasmine had to accept the dress. Even on a village festival day where every beautiful girl wears a dress in her house, sometimes bi Aida is helping when sewing torn parts. "Did you do that already?" Lily yelled and appeared at her door, taking Jasmine out of her mind. "Here it is!" Jasmine handed the dress to Lily. Lily received it immediately. "It's a beautiful dress. It looks gorgeous with this dress! Roger  be very happy to see me wearing this dress!" Lily left the room in a dress and singing. Jasmine was about to meet her lover, so she was able to stare at her happy farewell to her Lily. Then,  Jasmine returned to continue washing her clothes.

Jember, 01 Juli 2022/ Andi Eka Prima, S.Pd.,M.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun