PELESTARIAN BOROBUDUR SEBAGAI WARISAN DUNIA
Selesai pada tahun 1983 dan terdaftar sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1991, Jumlah pengunjung ke Candi Borobudur terus meningkat. Pada tahun 2017, Candi Borobudur dikunjungi oleh 3,66 juta wisatawan, namun pada tahun 2019 sebelum Corona meningkat menjadi 2,94 Juta wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Kemudian adanya pengurangan yang sungguh amat dramatis tarjadi di kala itu jumlah wisatawan turun menjandi 996.000 hanya terjadi di tahun 2020 akibat pandemic Covid 19. Menurut beberapa penelitian dan literature, aktifitas manusia secara langsung mempengaruhi keausan struktur penyangga batu Candi Borobudur.
Hal itu juga disampaikan oleh Marsis Stopo, Ketua umum Perhimpunan Arkeolog Indonesia (PAI). Untuk melindungi Candi tersebut, ia mengambil langkah untuk mengembangkan Sandal khusus untuk mengurangi keausan bagi pengunjung dengan menggunakan kayu sebagai alas kaki wisatawan,
dengan membatasi area yang dapat dimasuki pengunjung. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk itu sejarawan asal Inggris Peter Carey yang mendalami sejarah Jawa Kuno, mengatakan penting untuk mengambil langkah -- langkah untuk melindungi struktur Candi Borobudur.Tidak mungkin menaiki tangga asli. Kami membutuhkan struktur yang tidak dapat kami lihat wisatawan tanpa merusak menumen itu ' kata Carrie kepada BBC news Indonesia.
Candi itu sendiri memiliki rekam jejak sejarah hingga 12 abad sejak awal berdirinya. Dulunya merupakan meonumen keagamaan yang mewakili dinasti syailindra, Candi itu ditinggalkan hingga di temukan kembali dan di pugar oleh letusan gunung Merapi yang maha dasyat kala itu. Sejauh ini, belum di temukan sumber tertulis yang menyebutkan secara pasti akan
Candi Borobudur di bangun dan beberapa lama proses pembangunanya. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk menentukan usia Candi tersebut secara andal. 4.444 ahli memperkirakan bahwa Candi ini dibangun pada abad ke 8. Perkiraan ini didasarkan pada analisis prasasti kuno terhadap prasasti yang tertulis pada relief karmawibanga yang mengambarkan sebab dan akibat perbuatan di kaki Candi dibandingkan dengan prasasti lain yang di ketahui.
Menurut balai konservasi Candi Borobudur, struktur Candi ini terdiri dari Sembilan teras dan sebuah stupa besar dipuncaknya. Kesembilan teras tersebut terdiri dari enam teras bujur sangkar dan tiga teras melingkar. Legenda mengatakan bahwa Candi Borobudur didirikan oleh seorang arsitek bernama Guna Dharma, tetapi secara historis tidak pasti.
Sejarawan J.G Casparis dalam sebuah makalahnya yang terbit pada tahun 1950, memperkirakan bahwa pendiri Candi Borobudur adalah samaratungga, yang memerintah pada tahun 7828 pada masa dinasti Syailendra12 diselesaikan hingga masa putrinya
Ratu Pramurwadani. Dalam artikelnya I. Gede Mugi Raharjo, Guru Besar Denpasar dai institute Seni Rupa Indonesia (ISI), menulis bahwa arsitektur Candi Borobudur merupakan perpaduan antara filosofi Budha dan Budaya Indonesia.
Bentuk arsitektur hemispherical terdiri dari tiga lapisan yakni kamadatsu, diisi dengan relief manusia yang mengilap, dan Rupadatsu, yang menggambarkan orang yang melawan nafsu tetapi masih teropsesi dengan elemen sekuler.
Disisi lain, pada tingkatan ketiga, Alpadatu tidak lagi dihiasi dengan relief sebagai bentuk yang terikat pada unsur sekuler. Candi Borobudur juga mengacu pada kosmologi nusantara, yang seperti ditulis laharja, diarahkan ke pegunungan dalam desain berundak -- undak yang tebal.
Borobudur ini merupakan Candi terbesar yang pernah ada dan juga digunakan sebagai tempat suci untuk memuja umat budha. Tempat ini dianggap sebagai tempat ziarah oleh masyarakat umum dan umat budha lainya. Pemerintah mengatakan
bahwa pengembangan pariwisata haruslah di lanjutkan secara konsisten mengingat membludaknya pengunjung yang datang di kawasan Borobudur ini pastinya akan lebih tertarik jika ada pelestian lingkungan. Untuk itu, menteri pariwisata
Bapak Sandiaga Uno mengatakan pembangunan akan tetap memperthatikan keutuhan dan kelestarian sekitar Candi Borobudur sebagai peninggalan sejarah bangsa Indonesia. Kita pula juga akan memastikan desa desa wisata yang terdapat pada sekililing Borobudur ini mampu ikut semakin tinggi mengingat berdasarkan segi kesejahteraan masyarakat. Jadi ini yang akan sebagai tugas kemenparekraf ujar Sandiaga uno.
Sesuai RP JMN 2020 -2024, kemenparekraf menargetkan sebesar 244 desa wisata yang telah tersertifikasi sebagai desa wisata berdikari sampai 2024 dari 244 desa wisata itu sebesar 150 desa wisata berada pada lima destinasi super prioritas, termasuk DPSP Borobudur dan akan diperluas lagi.
Semoga impian kita masyarakat Indonesia bisa bersinergi terus dengan pemerintah khususnya menekan pendapatan dari ekonomi kreatif seperti UMKM di genjot terus agar perekonomian makin meningkat. Semoga bermanfaat.
Jember, 14 Juni 2022
Andi Eka Prima, M.Pd
