Pernahkah Anda membayangkan bahwa pencurian uang di perusahaan potensial dilakukan oleh orang-orang yang dipercaya untuk mengelola keuangan perusahaan itu sendiri? Kasus Koss Corporation di Amerika Serikat yang kehilangan uang sebanyak US$ 31 juta adalah salah satu contohnya. Siapa pencurinya? Pencurinya adalah Sujata “Sue” Sachdeva, yang telah dipercaya selama 15 tahun menjadi Vice President Finance, Sekretaris, dan Principal Accounting Officer, dibantu oleh Julie Mulvaney, akuntan senior, dan Tracey Malone, akuntan Koss Corporation. Aksi pagar makan tanaman itu berlangsung selama lebih dari lima tahun, sampai pada suatu hari American Express melaporkannya setelah diketahui bahwa kartu kredit pribadi Sue selalu dibayarkan oleh sejumlah rekening perusahaan milik Koss Corporation.
Koss Corporation adalah perusahaan penjual headphone stereo yang bermarkas di Wisconsin, Amerika Serikat. Pencurian tersebut terjadi antara tahun 2005 – 2009, dan material bagi Koss. Misalnya saja di tahun 2009, uang yang dicuri mencapai US$ 8,5 juta sementara penjualan di tahun yang sama adalah sebesar US$ 41,7 juta. Dalam hal ini auditor publiknya turut dipersalahkan, sebab mereka terbukti tidak melakukan audit dengan benar, sehingga kesalahan-kesalahan tersebut tidak bisa mereka ungkap. Mereka turut merugikan pemilik dan para karyawan Koss Corporation yang telah bekerja keras, sehingga mereka tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya.
Metode Pencurian
Gerry Zack (2012) menuliskan, bahwa pencurian dilakukan dengan dua metode, yaitu:
- Transaksi pembayaran menggunakan cek oleh kasir sebesar US$ 15 juta; dan
- Transaksi pembayaran kartu kredit pribadi dan pembelian barang-barang pribadi menggunakan rekening perusahaan sebesar US$ 16 juta.
Di bulan Oktober 2009 saja, terjadi 17 kali pembayaran melalui rekening perusahaan sebesar US$ 1,5 juta. Hal ini menunjukkan bahwa Sue semakin maruk setelah sekian lama transaksinya tidak terdeteksi.
Sebenarnya sudah ada kebijakan internal tentang pengelolaan keuangan di Koss Corporation ini, misalnya untuk transaksi dengan nilai lebih dari US$ 5.000 harus mendapat persetujuan dari CEO Koss Corporation, Michael Koss. Sementara untuk pengeluaran di bawah itu, selain VP Finance, harus ada juga persetujuan dari VP Operasi atau CEO. Namun semua itu ternyata bisa dilalui. Bagaimana caranya?
Penyalahgunaan Wewenang
Curtis C. Verschoor (2011) mengatakan bahwa Sue mengakui telah melakukan otorisasi penerbitan lebih dari 500 cek sebesar US$ 1,5 juta untuk melakukan pembayaran atas transaksi-transaksi pribadinya. Cek pembayaran di waktu itu langsung diterbitkan kepada para vendor, seperti Nieman Marcus, Saks Fifth Avenue, atau kepada para vendor. Tak jarang digunakan akronim N-M, SFA, dan lain-lain. Artinya rata-rata cek yang dikeluarkan bernilai US$ 3.000 atau kurang dari US$ 5.000, batas nilai yang harus mendapat persetujuan dari CEO.
Cara seperti itu sebenarnya sangat tradisional. Seorang direktur di salah satu perusahaan besar di Indonesia bercerita bahwa pernah terjadi kasus yang mirip Koss Corporation di perusahaannya. Ceritanya di departemen sales ada bagian pembayaran insentif penjualan kepada para retailer dan salesman. Di sana terdapat seorang karyawan yang tampaknya sangat rajin bekerja, dan selalu pulang hingga larut malam. Hingga pada suatu hari ketika dia tidak masuk, seorang temannya melakukan rekonsiliasi, dan ditemukan ketidakcocokan sebesar milyaran Rupiah. Setelah diselidiki, ternyata karyawan yang selalu pulang larut malam tersebut menambahkan sejumlah rekening palsu pembayaran insentif, dan ujung-ujungnya rekening tersebut diambil olehnya hingga dia bisa membeli sebuah rumah mewah secara cash. Setelah ditangkap, karyawan tersebut diharuskan mengembalikan jumlah uang yang telah dicurinya tadi. Namun sayang tidak dipidanakan karena yang bersangkutan adalah anak seorang perwira tinggi aktif di masa itu.
Dalam kasus Koss Corporation, selain pembayaran-pembayaran melalui cek, Sue juga menguangkan sejumlah traveler’s check milik perusahaan yang tidak jadi digunakan, namun uangnya diambil sendiri olehnya. Selain itu, dia juga melakukan pembayaran kartu kredit pribadinya melalui sejumlah rekening perusahaan ke American Express hingga total mencapai US$ 16 juta.
Bagaimana Bisa Terjadi ?