Saling Memberi dan Menerima
Sepintas terlihat sepele untuk menggeser kebiasaan yang telah lama berlangsung, terutama dengan para pelanggan. Bukan rahasia lagi bahwa begitu pembayaran diperketat, maka para pelanggan akan protes dan bahkan ada yang mengancam untuk pindah ke produk pesaing. Di sini diperlukan kearifan dalam membina hubungan baik dengan pelanggan, dengan memberikan sejumlah insentif yang bermanfaat. Misalnya dengan memberikan diskon bagi yang melakukan pembayaran lebih cepat sebagai bentuk apresiasi. Sebaliknya, bagi para pelanggan yang bandel dan hobby menunggak, diberikan sanksi dengan tidak memberikan pasokan lagi hingga mereka melakukan pembayaran. Harus ada proses memberi dan menerima yang saling menguntungkan.
Di bidang persediaan barang, dilakukan perbaikan yang meliputi : akurasi proyeksi permintaan barang, perencanaan produksi, optimalisasi supply chain, proses produksi, standar mutu, manajemen persediaan barang, dan metode pengirimannya. Perputaran persediaan barang yang membaik akan mengurangi uang mati yang tertanam di dalamnya.
Sentralisasi atas pembelian bahan baku adalah strategi berikutnya untuk mengurangi biaya. Volume pembelian besar akan membuat harga menjadi lebih kompetitif. Kondisi krisis juga merupakan kesempatan yang baik untuk bernegosiasi ulang dengan pemasok dengan melakukan tender ulang, perbaikan atas skema pembayaran, dan melakukan pembayaran ketika kewajiban jatuh tempo. Tidak ada pemasok yang ingin kehilangan pelanggan, dan mereka pasti akan berusaha mati-matian untuk memberikan yang terbaik.
Bila semua itu berhasil dilakukan, maka uang akan terkumpul, pinjaman akan berkurang, perusahaan menikmati marjin yang lebih baik, dan tentunya laba bersih akan tetap terjaga. Para pemegang saham tersenyum, para eksekutif dan karyawan gembira.
Selamat memasuki tahun 2016, semoga langkah kita diberikan kesuksesan, dan diberikan keberkahan oleh Allah Swt. Aamiin.
(Andie Hazairin Soekamto – Chief of Group Treasury & Investor Relations pada Kalla Group)
