Dalam konteks ini para elit/tokoh nasional harus berdiri didepan dan memberi contoh yang baik sesuai dengan kodrat kita sebagai bangsa Indonesia. Sekali lagi kita berharap bahwa ancaman turbulensi terhadap Pancasila dan retaknya hubungan sosial kita sesama anak bangsa hanya dapat diobati dengan penampilan elit kita yang berlandaskan norma-norma yang tercermin dalam dasar negara kita.
Hal ini penting agar generasi muda bisa mencari tokoh panutan yang baik untuk dijadikan patron sebagai dasar bertindak kelak ketika mereka juga bermetamorposis masuk dalam jajaran elit nasional. Sikap arogansi yang terkadang menumpulkan akal sehat sejauh mungkin harus dihindari agar tidak menjadi virus yang dapat mengontaminasi masyarakat grass root. Demokrasi yang dibangun jangan sampai kontraproduktif dengan nilai-nilai kemanusiaan berupa timbulnya “dominasi mayoritas” atau “tirani mayoritas” yang justru membahayakan demokrasi. Mari berkontemplasi di Pekan Pancasila ini untuk menghidupkan kembali spirit kebangsaan kita, segelap apapun dunia ini, Pancasila harus tetap menjadi pelita bangsa.(amd). ---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H