Hanya saja, siapa pun kelak masuk ke istana, bukan berarti oligarki tak akan ikut. Faktor endorsement dan biaya pilpres, menjadi faktor utama yang membuat oligarki berada di lingkup Presiden dan Wakil Presiden terpilih.Â
Bahkan sekali pun Prabowo yang akhirnya menjadi RI1, tetap tabungannya tak akan kuat menanggung sendiri biaya kampanye. Perlu sokongan donatur atau apapunlah namanya.Â
Apalagi Anies yang tidak bakal mau dan tidak bakal sanggup gelontorin walau cuma puluhan miliar -- yang hanya 0,5% dari triliunan sebagai ongkos yang mesti dikeluarkan bagi seorang capres dan cawapres.
Tidak heran jika ada hasil survei yang menyatakan kualitas demokrasi di Indonesia menurun. Â Meski penyebab utama adalah masalah korupsi, yang salah satunya diduga karena besarnya biaya politik, yang membuat politikus berpikir untuk balik modal dan membuka peluang pengaruh 'ekor' oligarki.
Namun meski dinamika politik dan demokrasi di Indonesia ini tidak terlalu sulit diurai tetapi selalu ada kejutan. Penyebabnya adalah faktor elektabilitas, pembiayaan dan perhitungan politik ke depan. Kalkulasi Pilpres 2029 mesti masuk kalkulasi karena (drama) politik adalah episode yang tak ada henti. Setidaknya bagi saya yang cuma amati politik dari kejauhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H