Genap 3 bulan Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta, beberapa gebrakannya terhitung banyak mengundang kontroversi bagi sejumlah kalangan menengah ke atas -- baik itu bagi yang ber-KTP Jakarta maupun yang tinggal di luar Jakarta.
Mencoba mengingat-ingat kebijakan Anies mulai dari soal reklamasi -- yang merupakan janji kampanye Anies -- Sandi yang hingga kini masih pro-kontra -- kemudian soal penataan Tanah Abang, pernyataannya tentang pencabutan pelarangan sepeda motor melintas di Jl. Sudirman -- Thamrin bahwa, "Jakarta milik semua warga Jakarta" dan yang terakhir adalah kebijakannya untuk membuat rute becak di Jakarta.Â
Seluruh kebijakan tersebut terkesan bersifat populis. Ingin memanjakan wong cilik. Memang setiap orang harus memiliki hak untuk 'dimanjakan' oleh pemerintah (daerah).Â
Namun agar dibalik hak dimanjakan itu tidak merugikan banyak orang, maka diperlukan aturan. Meski karena aturan itu menimbulkan kontradiksi. Yakni segelintir warga menjadi terpinggirkan. Namun sebuah keniscayaan bahwa masyarakat memang perlu diatur untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.
Lantas, apakah kebijakan itu karena ingin populis semata ? Atau bersifat politis ? Jika ingin populis, sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan Anies tanpa harus membuat kebijakan yang kontraproduktif yang membuang energi untuk berdebat tepat atau tidak.Â
Misal pemenuhan air bersih atau bagaimana menata mobilitas warga Jakarta sekitarnya lebih lancar. Bukan malah menambah potensi keruwetan. Lagi pula untuk apa Anies tergesa-gesa membuat kebijakan populis saat baru 3 bulan menjabat jadi orang nomor 1 di Ibukota Negara ini.Â
Bukankah seharusnya Anies lebih berpikir jauh ke depan menyiapkan Jakarta di masa depan, yang tidak saja nyaman, indah, modern serta dengan penduduk yang kian tertib dan meningkat keekonomiannya ?
Apakah dengan menghadirkan rute becak dapat membuat warga Jakarta lebih nyaman dan meningkat taraf hidupnya ? Apakah selama ini ada protes warga Jakarta atas ketiadaan becak?Â
Rasanya, tidak ! Pengayuh becak itu akan datang dari luar kota. Bukan orang Jakarta asli dan ketika mereka berduyun-duyun datang, bagaimana kesediaan mereka untuk berlindung dari terik dan hujan ? Siapkan Anies menjawab dampak-dampak yang mengiringi kehadiran para Pengayuh Becak tersebut ? Termasuk potensi bentrok dengan Ojek (online) yang kelak dilarang masuk ke dalam kampung oleh para Pengayuh Becak.
Lantas ke mana arah kebijakan Anies Baswedan ini ?
Karena tahun 2018 -- 2019 adalah Tahun Politik, maka penulis mencoba pendekatan politis pula dalam membaca arah kebijakan Anies ini. Sebagai penantang Jokowi di Pilpres 2019, Prabowo jelas kalah langkah dengan Jokowi sebagai incumbent. Dalam 3 tahun terakhir ini tentu Jokowi dengan mudahnya memamerkan karya-karya yang telah dibuatnya yang nyata bisa dimanfaatkan rakyat Indonesia -- seraya menyimpan erat kekurangannya.