Mohon tunggu...
Juliandi
Juliandi Mohon Tunggu... Swasta -

Tetap menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ponsel Pintar yang Mencandu

4 Mei 2018   20:21 Diperbarui: 4 Mei 2018   20:45 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia digital makin pesat berkembang. Mengikuti perkembangnya menjadi dipermudah dengan smartphone, kenapa?Kita mampu melakukan berbagai kegiatan hanya dalam satu genggaman., mendengarkan musik, menulis, membaca, main game, dan banyak hal lainnya.

Rasanya hampir semua kebutuhan difasilitasi oleh barang ini. Mau makan tinggal pencet,  mau nonton tinggal browsing, mau silaturahmi tinggal ketik, bahkan kebutuhan akan pekerjaan dan bisnis bisa ditenggarai. Barang satu ini memang hal wajib dipunyai masyarakat, keunggulannya yang mudah dipegang dan dibawa (portable) menjadi sangat diminati. 

Berbagai konten dan aplikasi dihadirkan untuk memanjakan penggunanya. Apalagi yang getol dengan dunia media sosial. Rasanya anak muda tak  ada yang tak suka. Sehingga smartphone berevolusi menjadi kebutuhan primer, yang wajib dibawa setiap harinya.

Manusia yang lahir di era 1990-an atau sesudahnya hampir dipastikan getol dengan ponsel pintar ini. Apalagi yang berbasis sistem android tentu sangat disukai, diringi munculnya generasi 4G. Dengan jaringan internet super cepat membuat sebagian orang makin getol.

Tak hanya itu persaingan pasar yang makin pesat. Membuat banyak android murah ditawarkan. Sehingga ponsel pintar mampu menyentuh masyarakat menengah ke bawah. Hingga sekarang, tidak aneh kalau disetiap segi fasilitas publik, sebagian orang sibuk dengan androidnya.

Ponsel pintar ini makin hari makin menjadi kebutuhan mendesak bagi sebagian orang. Bahkan membuat risau, galau atau lebih parah lagi jadi stress. Ketika ponsel ini rusak, hilang atau kelupaan dibawa. Kenapa hal ini menjadi sangat penting? Mungkin karena ini sudah menjadi kebiasaan bahkan berevolusi menjadi tradisi, hingga terasa sangat tak etis ketika tidak membawa ponsel pintar atau tak memilikinya (sebagian orang).

 Berkaitan dengan hal itu, kuota menjadi hal pendukung bagi ponsel pintar. Tanpa adanya ini. Ponsel pintar terasa tak berguna. Para penggunanya sangat membutuhkan ini. Bahkan kebutuhan akan kuota ini sangat diperlukan kalau tidak sebagian orang merasa gila apalagi saat malam hari. Seolah-olah android dan kuota menjadi doa pengantar tidur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun