Tuhan, ramadhan-Mu hadir lagi.
Agar tidak diabaikan orang, kuucapkan syukur atas kehadirannya kembali, dimana (katanya) merupakan anugerah jika berhasil menemuinya.
Agar tidak diabaikan orang maka akan kuhadiri berbagai undangan buka puasa bersama diberbagai kafe dan restoran yang biayanya cukup untuk membayar kontrakanku 5 bulan. Dimana (biasanya) selepas berbuka kami akan kongkow santai menunggu tarawih dan mengabaikan shalat maghrib.
Agar tidak diabaikan orang, kuusahakan menjelang idul fitri nanti jam tanganku baru, hp-ku bermerk dan versi terbaru, serta tidak lupa kusiapkan mobil yang layak untuk sekedar dilihat, atau minimal aku berhasil charter mobil sewaan untuk tanggal yang ditentukan.
Pun, agar tidak diabaikan orang maka akan kukirim berbagai bait puisi yang berisi senandung berkah ke semua orang yang kukenal. Minimal ada sebaris ayat andalan yang umum ditempatkan dibagian awal dan akhir.
Tuhan, entah kapan aku bisa menghiraukan-Mu sekali saja. Minimal sekali saja tindakanku hanya untuk-Mu.
Iya, meskipun sekali saja nampaknya itu akan mampu memberesi ketidakfahamanku selama ini.
Duh ada yang hampir lupa. Beberapa kaleng biskuit, sirup bermacam rasa dan sepaket baju baru sudah kusiapkan. Namun lagi-lagi ini masih agar tidak diabaikan orang.
Please forgive me :(
------------------------
Imam Andi Bastian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H