Mohon tunggu...
Mas AL Aloy
Mas AL Aloy Mohon Tunggu... profesional -

Life is Beautiful as Love if You know How to Live with Loving..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Ada Bedanya Lulusan SMU dengan Para Supporter Bola (Sebuah Tradisi Buruk Para Calon Intelektual Muda Kita)

18 Mei 2011   23:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:29 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignleft" width="228" caption="gambar diambil dari surabaya detik.com"][/caption] Kemarin saya benar-benar dibuat jengkel dengan ulah para lulusan SMU yang mengadakan konvoi keliling kota. Mereka berjalan beriringan dengan memakai motor yang jumlahnya lebih dari 25 pengendara, dan dengan sengaja berjalan lambat sambil berteriak-teriak, sesekali mereka berhenti dan melakukan corat-coret di badan jalan melampiaskan kegembiraan kelulusan mereka. Tentu saja aksi mereka ini merugikan para pengguna jalan yang lain karena  konvoi mereka ini dilakukan di saat jam-jam sibuk kerja dan berdampak pada kemacetan lalu-lintas. Saya terjebak kemacetan lalu-lintas selama lebih dari 40 menit gara-gara ulah dari mereka ini. Malahan di kota lain saya mendengar mereka para lulusan smu tersebut beradu pukul dengan para pengguna jalan yang lain. Menurut saya ulah mereka tidak kalah buruknya dengan para supporter bola. Ya, ya.. Saya bisa memahami kegembiraan mereka itu. Setelah beberapa tahun belajar dan menempuh ujian guna mencapai kelulusan. Masalahnya pelampiasan kegembiraan yang terlalu berlebihan itu jangan membuat masyarakat yang lain merasa terganggu atau dirugikan. Saya hanya berpikir apakah tidak ada cara lain guna mengenang atau mengabadikan detik-detik terakhir mereka memakai seragam sekolahnya itu dengan cara selain konvoi dan corat-coret badan jalan? Mungkin dengan cara mengadakan pesta di sekolah atau bakti sosial, dsb, yang saya pikir masih ada cara-cara lain yang lebih baik daripada aksi corat-coret dan konvoi keliling kota yang tidak beraturan. Atau jika konvoi ini masih tetap ingin dilaksanakan, buatlah aturan dan berkoordinasilah dengan Polisi lalu lintas untuk mengetahui di jalan-jalan mana saja mereka boleh melakukan konvoi keliling kota, guna menghidari terjadinya kemacetan lalin. Bila perlu para guru mereka ikut mengawasi siswa-siswanya dan minta pengawalan polisi selama konvoi keliling kota. Bagaimana menurut anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun