Mohon tunggu...
Andi Ansyori
Andi Ansyori Mohon Tunggu... advokat -

selalu ingin belajar, bersahabat, menambah pengetahuan " Tidak ada salahnya baik dengan orang " dan lebih senang mendalami masalah hukum

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anak Miskin Meraih Mimpi di Bandarlampung

24 Juli 2017   20:56 Diperbarui: 22 Agustus 2017   07:05 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak miskin meraih mimpi di Bandar Lampung

Hari anak Nasional tahun ini jatuh pada hari minggu tanggal 23 Juli 2017 yang dipusatkan di kota Pakanbaru Riau . Sebagaimana disiarkan oleh berbagai media , Presden Jokowi dengan didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi dan Istri Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla, disambut meriah anak anak di Pakanbaru dengan memamerkan berbagai kesenian dan permainan daerah. Tak sebatas itu, pada kesempatan tersebut, pada saat Presiden Jokowi menghampiri anak anak yang sedang melempar permainan ular tangga, Jokowi langsung didaulat mereka untuk ikut bermain ular tangga dan sekaligus diminta anak anak berphoto bersama.

Menurut tokoh anak Indonesia yang ketika itu mendampingi Jokowi, , Kak Seto, untuk memeriahkan acara peringatan Hari Anak Nasional Tahun ini, juga tak ketinggalan diisi dengan beberapa pertunjukan anak anak , mulai puisi, menyanyi dan drama singkat.

Sebenarnya peringatan hari anak tidak saja dilakukan oleh Indonesia. Peringatan hari anak hampir diselenggarakan di seluruh negara di penjuru dunia. Organisasi anak di bawah PBB sendiri yaitu UNICEF pertama kali menyelenggarakan peringatan hari anak sedunia pada bulan Oktober tahun 1953. Kemudian pada Tanggal 14 Desember 1954, Majelis Umum PBB lewat sebuah resolusi mengumumkan satu hari tertentu dalam setahun sebagai hari anak se-dunia yaitu pada tanggal 20 November.

Faktanya setiap Negara merayakan Hari Anak pada tanggal yang berbeda-beda, namun bertujuan sama yaitu menghormati hak-hak anak di seluruh dunia. Sementara di Indonesia sendiri, Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli setiap tahunnya sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Presiden Soeharto) Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.

Selanjutnya menebali Keputusan Presiden Republik Indonesia (Presiden Soeharto) Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984. Maka berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang isi antara lain melakukan upaya perlindungan dan mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya dan perlakuan tanpa diskriminasi. Pemenuhan hak anak tersebut salah satu diantaranya adalah Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya

Program " Biling" Kota Bandarlampung

Penulis teringat ucapan Walikota Bandar Lampung, Herman HN, ketika memeperingati hari anak beberapa tahun lalu, Beliau pernah berucap , bahwa peringatan hari anak nasional itu , tidak perlu seremonial yang berlebihan. Utamanya bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan dasar sang anak. Terutama anak anak yang secara ekonomi orang tuanya kurang mampu. .

Berdasarkan pemikiran itulah, kemudian sejak 4 tahun lalu terbitlah kebijakan Walikota Bandar Lampung atau program Walikota Bandar Lampung yang terkenal dengan Program " Biling Sekolah "

Biling Sekolah singkatan dari " Bina lingkungan Sekolah " adalah Kebijakan Walikota Bandarlampung dimana setiap anak yang orang tuanya dinilai kurang mampu secara ekonomi (miskin), anaknya disebut sebagai anak Biling . Setiap anak Biling tersebut masuk sekolah yang dituju tanpa test.

Lalu untuk biaya pendidikan anaknya selama menempuh pendidikan dari tingkat SD hingga Tingkat SMA sebagian dibantu melalui APBD pemerintah Kota Bandarlampung, Dia dibebaskan dari SPP sekolah, dibantu baju seragam sekolah dan dibebaskan pula dari segala macam sumbangan yang ada di sekolah termasuk dibebaskan pula dari segala bentuk sumbangan Komite yang dibentuk di sekolah masing masing.

Namun Untuk menjadi dan disebut sebagai anak Biling sekolah tidaklah mudah.Untuk itu Walikota Bandarlampung memberlakukan persyaratan yang cukup ketat.

Pada setiap tahun mulai tahun ajaran baru, disetiap Sekolah yang dituju calon anak biling tersebut diwajibkan membentuk Team " Biling Sekolah " yang tugasnya memewancarai orang tua calon anak Biling. Lalu melakukan Survey tempat tinggal atau rumah orang tua calon anak biling tersebut, termasuk mensurvey apa pekerjaan orang tuanya.

Pada umumnya calon anak Biling yang lolos dan diterima disekolah dengan sebutan sebagai " anak Biling " adalah benar benar yang orang tuanya secara ekonomi dinilai memang kurang mampu seperti contoh anak Biling yang pekerjaan sehari hari orang tuanya sebagai Tukang Cuci, Pembantu Rumah Tangga, Tukang sayur emperan, Tukang Becak, Tukang Ojek, Tukang Bubur keliling dan disekitar perkerjaan yang tidak tetap lainnya.

Juga tak ketinggalan yang turut disurvey Oleh Team Survey Sekolah adalah rumah atau tempat tinggal orang tua calon anak biling . Walaupun orang tuanya pada waktu dilakukan wawancara mengaku secara ekonomi tidak mampu, namun bila orang tua calon anak Biling itu diketahui memiliki rumah beton dan mobil , maka calon anak Biling seperti itu tentu saja tidak akan lolos.

Kebanyakan yang lolos sebagai calon anak biling yang diterima di sekolah sekolah tertentu di Kota Bandarlampung , biasanya disamping pekerjaan orang tuanya seperti yang diuraikan tersebut diatas rumahnya juga atau tempat yang ditinggalinya masih terbuat dari Gribik atau menyewa rumah orang lain

Problematika anak Biling

Menjadi anak Biling banyak suka dukanya.

Calon anak Biling tidak bisa memilih sekolah sesuka hatinya. Pilihan sekolah hanya satu. Calon anak Biling hanya bisa masuk Sekolah dalam Rayon sekolah ditempat tinggalnya tanpa test, diluar itu maka ketentuan Biling baginya tidak berlaku lagi.

Persoalan menjadi pelik manakalah si Calon Anak Biling ini masuk rayon sekolah seperti SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 2 Kota Bandarlampung. Kedua sekolah tersebut termasuk sekolah pavorit di Bandarlampung. Dan sehari harinya dikedua sekolah itu dikenal sebagai tempat sekolah para anak pejabat dan anak orang berpunya di Kota Bandarlampung.

Kita ambil contoh SMP Negeri 2 Bandarlampung. Menurut salah seorang guru yang kita sebut saja bernama Amin , Sebagian besar anak Biling yang masuk ke SMP Negeri 2 pada mulanya banyak yang mengeluh dan " keteteran" mengimbangi tingkat kecerdasan dn kepintaran murid murid sekolah SMP Negeri 2 yang masuk melalui jalur umum dan melalui Test.

Mereka yang masuk melalui jalur umum adalah sebagian besar murid murid yang orang tuanya berasal, sehari harinya i pejabat atau  orang yang berpunya di Kota Bandarlampung. Pada umumnya murid murid yang masuk melalui jalur umum itu, disamping sebelumnya memang berasal dari sekolah sekolah yang bagus, juga mereka telah banyak mengikuti pendidikan diluar sekolah seperti berbagai kursus ekstra kulikuler.

Tentu saja para murid yang berasal dari Biling ini , bila mereka tidak belajar sungguh sungguh dapat dipastikan akan tertinggal dari kawan kawannya dan sebagian anak biling ini memang pada akhir tahun ajaran banyak juga yang tinggal kelas. Namun tidak sedikit juga mantan anak Biling itu, yang sukses dan kini sudah menjadi mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Bandar Lampung.

Menurut pengakuan kita sebut saja namanya "Halim." . Dia juga mantan penerima fasilitas Biling. Dia menerima Fasilitas Biling setelah dia duduk di kelas satu SMA. Menurut pengakuan Halim , setahun yang lalu dia sudah dilantik sebagai salah seorang bintara kepolisian di Kota Bandarlampung. Masih menurut Halim sebagian gajinya yang diterima setiap bulannya , memang ada yang sengaja dia sisihkan dan disumbangkan untuk membantu biaya pendididikan anak anak yang secara ekonomi memang kurang mampu.

Lain lagi ceriteranya, kita sebut saja namanya " Bondan " mantan anak Biling yang kini sudah menyandang predikat Mahasiswa di perguruan Tinggi Negeri Kota Bandarlampung, bahwa dia mendapat fasilitas Biling saat dia sudah menduduki kelas dua salah satu SMA di Kota Bandarlampung. 

Bondan bermimpi jika dia lulus nanti, di juga bercita cita ingin jadi pejabat atau Walikota , sehingga dapat pula membantu dana pendidikan anak anak yang tidak punya seperti dirinya . Atau setidak tidaknya masih menurut Bondan, Bondan bermimpi apabila di ridhoi Tuhan , kelak dia bercita cita akan membuat yayasan yang menyantuni anak anak sekolah yang secara secara ekonomi orang tuanya kurang mampu . Bondan menuruturkan dulu sebelum menerima Biling , dia hampir saja putus sekolah di ketika dia masih tingkat sekolah lanjutan atas.

Dari uraian tersebut alangkah indahnya jika peringatan Hari Anak Nasional itu disamping diperingati secara serimonial, juga Peringatan Hari Anak nasional itu, diimplementasikan pada kegiatan yanag nyata sehingga dapat mencapai tujuan di diselenggrakannya Hari Anak Nasional itu sendiri yaitu melindungi anak dan memenuhi kebutuhan dasar anak termasuk memenuhi dana pendidikan anak anak yang secara ekonomi yang orang tunya kurang mampu , namun anaknya antusias untuk belajar.

Seperti yang terjadi dengan Bondan dan Bondan Bondan lainnya , dari seorang anak yang secara ekonomi orang tuanya kurang mampu. Berkat bantuan dana pendidikan Biling dari Walikota Bandar Lampung , kini Bondan telah menyandang predikat mahasiswa sekaligus meraih mimpi dan harapan masa depan.

Kembali ke judul :

Anak miskin meraih mimpi di Bandar Lampung

Sumber : 1. Detik News

               2. Wikipidia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun