Mohon tunggu...
Andi Ansyori
Andi Ansyori Mohon Tunggu... advokat -

selalu ingin belajar, bersahabat, menambah pengetahuan " Tidak ada salahnya baik dengan orang " dan lebih senang mendalami masalah hukum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wajar Jika Telegram di Blokir

17 Juli 2017   18:04 Diperbarui: 17 Juli 2017   18:10 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wajar, Kalau Telegram diblokir

Kompas.com memberitakan bahwa Kementerian Komunikasi dan informasi sejak tanggal 14 juli lalu secara resmi memblokir domain name system aplikasi telegram .Pembelokiran karena aplikasi perpesanan instan buatan Rusia ini jadi sarana Kominikasi form teroris. Ditebali Presiden RI, Jokowi, bahwa Pemerintah menutup Telegram tiada lain karena belakangan ini telegram digunakan sebagai jalur komunikasi untuk hal hal berbau teroris.

" Pemerintah mendeteksi ada ribuan aktivitas kumunikasi antar negara dalam aplikasi tersebut yang mengarah kepada aktivitas terorisme " Ujar Jokowi ketika memberi keterangan kepada Wartawan sesuasai memberikan kuliah umum pada pendidikan Politik Akademi Partai Nasdem di Jakarta ( 16/7/20)

Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, pemblokiran terpaksa harus dilakukan karena banyak sekali saluran (channel) yang ada di layanan tersebut bermuatan negatif.

"Banyak mengandung propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia," Ujar Samuel di Jakarta.

Pada 2015, Masih menurut Samuel, kelompok teroris Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) terendus memanfaatkan Telegram untuk menyebarkan propaganda mereka." Ujar Samuel.

Ke sebelas DNS yang diblokir Kominfo yakni t.me, telegram.me, telegram.org, core.telegram.org, desktop.telegram.org, macos.telegram.org, web.telegram.org, venus.web.telegram.org, pluto.web.telegram.org, flora.web.telegram.org, dan flora-1.web.telegram.org.

Walaupun Latar belakang penutupan Telegram sudah di jelaskan Jokowi, bahwa bahwa tiada lain tujuan penutupan Telegram itu hanyalah untuk memotong lintas komunikasi aktivitas terkait Teroris, namun upaya Jokowi untuk mencegah masuknya berbagai paham radikal terlait Teroris ke Indonesia nampaknya tidaklah mudah.

Di masyarakat terjadi kontraversi . pro dan kontra . Ada beberapa elemen masyarakat yang antara lain yang dimotori oleh Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon malah menilai kebijakan Pemerintah menutup Telegram terlalu gegabah.Dengan diblokirnya Telegram menurut fadli Zon Indonesia sekarang saat ini sikapnya sama seperti negeri China memblokir seluruh aplikasi yang bukan milik pemerintah.

Bahwa teroris di Indonesia bukan ilusi, tapi nyata . Sebagai contoh Berita teranyar yang dikutip dari BBC Indonesia, dengan Judul : Serangan teroris di Tuban: Enam pelaku tewas dalam 'kontak tembak' dengan polisi(8/4/2017)

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengungkapkan Ada enam orang terduga teroris yang tewas dalam kontak tembak dengan aparat kepolisian di sekitar perkampungan Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. hal itu dalam keterangan pers di Mapolres Tuban, Sabtu (8/4/2017) malam.

Masih menurut Kapolda , Enam orang terduga teroris yang tewas dalam kontak tembak dengan aparat kepolisian di Kota Tuban, Jawa Timur, diduga terkait kelompok Jemaah Ansharut Daulah, JAD.

"Yang jelas, ada kaitannya teroris, kelompok Jemaah Ansharut Daulah, JAD," ungkap Machfud Amin, saat ditanya wartawan tentang kepastian kaitan enam terduga pelaku penyerangan tersebut dengan kelompok teroris.

Masih terkait dengan teroris, berita teranyar seperti

Ada 400 eks napi teroris di Indonesia

Ledakan Bom di bandung , seorang pelaku berhasil dilumpuhkan

Sel sel tertorisme di Indonesia , makin sulit dideteksi

15 orang terduga ledakan bom di Samarinda

Dan masih banyak lagi.

Maka penulis kurang sependapat dengan Legislator fadli Zon. Yang berkeberatan dengan penutupan aplikasi Telegram. Dengan hancurnya Negara ISIS di Jazirah Arab, maka tidak tertutup kemungkinan pentolan pentolan isis akan mencari lahan baru diluar jazirah arab. Salah satunya yang sudah terjadi adalah paham Isis yang terdapat di Filipina Selatan. Tentu saja Indonesia sebagai negara Islam terbesar didunia dan selaku pengekspor Jihadis ISIS kedua di Jazirah Arab, Indonesia tidak akan lepas dari incaran ISIS.

Sebagaimana dideteksi pemerintah bahwa kelompok teroris Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) terendus memanfaatkan Telegram termasuk ke Indonesia , untuk menyebarkan propaganda mereka, untuk menyebarluaskan pahamnya , mencari simpatisan dan merekrerut anggota baru ISIS dengan cara memanfaatkan aplikasi Telegram.

Faktanya indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam daftar jumlah jihadis asing yang bergabung dalam kelompok Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) yang ditangkap di Turki.

Peringkat pertama ditempati oleh Rusia, sementara posisi ketiga, keempat dan kelima, masing-masing diduduki Tajikistan, Irak dan Prancis.

Berdasarkan data resmi yang diungkap oleh Kementerian Dalam Negeri Turki, dari total 4.957 militan asing ISIS yang ditangkap di Turki, warga Rusia berjumlah 804 orang dan warga Indonesia mencapai 435 orang.

Maka sebelum nasi menjadi bubur ,maka benarlah Pak Jokowi menutup aplikasi Telegram di Indonesia dalam rangka NKRI

Kembali ke judul " Wajar kalau Telegram di Blokir "

Sumber :

Kompas.com

BBC Indonesia

Tanda seru.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun