Berkurangnya bajir di Jakrta itu tiada lain karena Gubernur DKI Ahok super serius mengatasi banjir, seperti memindakan warga yang dibantaran waduk kerumah susun, membersihkan sampah di disepanjang kali dan pintu air, memasang CCTV mengawasi dan mengendalikan ketinggian air di setiap pintu air, bahkan juga menyiapkan Pompa air di setiap pintu air.
“Nah ini lagi yang membuat para anggota DPRD DKI, mati kutu , soal sistem pengangaran APBD yang menggunakan sistem e-budgeting online,“ potong Arai
Dengan sistem itu hampir tidak mungkin lagi para anggota DPRD DKI ataupun pejabat Pemprov untuk bermain kucing kucingan mengutak atik angka dalam anggaran tanpa sepengetahuan Ahok, karena yang tahu pin anggran APBD DKI berdasarkan e-budgeting itu hanya Ahok dan petugas yang ditunjuk Ahok.
Juga yang menambah nilai postif Ahok, manakala ia membuat gebrakan penertiban Pasar Tanah Abang. Tentu saja penertiban PKL Pasar Tanah Abang itu membuat raja preman Tanah Abang Hi. Lulung bingsal. Kini Tanah Abang sudah tertib.
“Saya terkejut dengan perubahan Pasar Tanah Abang,“ ujar Usman yang baru sebulan mengikuti penataran di salah satu kementrian di Jakarta.
“Tidak ada lagi PKL yang memenuhi jalan didepan pasar, sehingga jalan tambah lebar dan arus lali lintas jadi lancar,“ tambahnya.
“Ada dua hal yang dilakukan Ahok dalam membenahi Jakarta,” ujar Arai seakan akan tengah memberi kuliah kepada para mahasiswanya.
"Pertama Ahok melakukan pembenahan terhadap sarana dan prasana yang berpihak kepada kepentingan warga Jakarta seperti mengatasi banjir, menetibkan Pasar Tanah Abang, menertibkan Kali jodoh, membangun Rusun dan membenahi transportasi,“ ujar Arai
“Kedua, Ahok melakukan revolusi mental dengan menggunakan sistem anggaran berbasis e-budgeting, menutup kemungkinan baik para pejabat pemprov atau anggota DPRD mengutak atik anggaran tanpa diketahui Ahok dan dengan mmecat dan menggati pejabat pemprov yang nakal akan mengubah prespsi mereka sebagaimana dicontohkan Ahok dari mental Ambtenar menjadi menyal melayani,“ simpul Arai
“Ya warga Jakarta untung punya gunbenur seperti Ahok,“ ujar mereka hampir besamaan tertawa. Sambil membenahi dan merapikan letak kursi dan meja yang baru saja dipakai bebincang buncang.
“Mak Ija hitung berapa semuanya,“ ujar Fais ke Mak Ijah seraya Fais menyodorkan uang sebesar Rp 50 ribuan ke Mak Ijah.