[caption caption="Sumber photo: Antara News.com"][/caption]Â
Penduduk  Pulau Sumatera mulai dari Propinsi Lampung hingga ke Aceh, patut berbangga hati dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara bertahap akan terus melanjutkan pembangunan  jalan Tol Trans Sumatera. Walaupun ada beberapa  pengamat  ekonomi yang berbeda sikap dengan kebijakan Jokowi terkait pembangunan jalan tersebut , namun Jokowi tidak bergeming.
Hari kamis (11/2) lalu Jokowi bersama Ibu negara  kembali untuk yang kelima kalinya meninjau pembangunan Jalan Tol trans Sumatera di Lampung. Tak tanggung tanggung dalam upaya menarik investasi, kali ini Jokowi juga menyertakan media asing Blommberg. Jokowi memiliki alasan tersendiri mengajak media asing pada kunjungannya kali ini. Ia ingin dunia international mengetahui bahwa proyek infrastruktur di Indonesia berjalan baik.
 “ Saya ingin menunjukkan pembangunan tol ini keluar negeri “ kata Jokowi.
 Lebih lanjut menurut jokowi dengan diperkenalkannya kemanca negara, ia berharap ada keyakinan dan kepercayaan dari luar negeri bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia berjalan baik.
“ kalau ada kepercayaan itu berarti akan ada arus investasi , arus modal masuk ke Indonesia : Ucap Jokowi.
Salah satu pengamat yang juga pakar ekonomi yang secara terbuka kurang sepaham dengan kebijakan pembangunan Tol Trans Sumatera tersebut adalah saudara kami Bung Faisal Basri . Â
Berbagai tulisannya dimuat berbagai media , Â apa yang dilakukan Jokowi dan jajaran pemerintahannya seperti tidak luput dari kritisi membangun dari seorang Faisal Basri
Salah satu tulisannya antara lain berjudul “ Surat kepada Bapak Presiden , jangan lanjutkan pembangunan sesat pikir “ yang dimuat Kompasiana (17/1).
Dibawah judul dengan huruf berwarna merah tertulis “ Perioritas pembangunan Jalan Tol Sumatera versi sekarang tak sejalan dengan konsep maritim “
Mari kita simak pandangan Faisal Basri atas pembangunan Tol Trans Sumatera , berikut beberapa cuplikannya tulisannya di  Kompasiana (17/1) sbb ;