Mohon tunggu...
Andi Ansyori
Andi Ansyori Mohon Tunggu... advokat -

selalu ingin belajar, bersahabat, menambah pengetahuan " Tidak ada salahnya baik dengan orang " dan lebih senang mendalami masalah hukum

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jerit Warga Dianggap Isu, Pak Polisi Tolonglah!

1 Maret 2014   19:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:20 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerit Warga dianggap Isu, Pak Polisi tolonglah !

Sumber poto “KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Kendaraan berjalan pelan saat melalui jaan rusak di jalur lintas pantai timur Sumatera di Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, beberapa waktu lalu. Kondisi tersebut dimanfaatkan warga untuk "meminta" uang kepada sopir angkutan barang dan angkutan umum.

Aksi pungutan liar (pungli) di Jembatan Terbanggi Besar Lampung Tengah Propinsi Lampung, kian meresahkan masyarakat. Bahkan warga sudah tidak percaya lagi kepada aparat keamanan. Mereka kecewa . Pengaduan yang disampaikan kepada aparat tak direspon tegas. Tak sedikit mereka yang kecewa menyampaikan dalam bentuk pesan singkat hingga broadcast Blackberry (BBM) . Sejumlah pengemudi bus dan truk mengakui resah selama melintas kerap dimintai uang yang jumlahnya beragam .

“ Jumlah uang dimintai pemalak beragam, bila ngak dikasih mereka tak segan segan memecahkan kaca atau diujung jalan keluar ada yang menaggih kembali “ Keluhawak bus sebut saja namanya Siagian yang seminggu dua kalimelintasi daerah itu dari Medan ke Jakarta atau sebaliknya.

Maraknya kasus pungli tersebut, berawal dari putusnya Jembatan di ruas Jalan Lintas Tengah Sumatra wilayah Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung pada minggu terahkir bulan Januari (Rabu (22/1) Rangka Jembatan itu patah, sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Patahnya rangka jembatan tersebut diperkirakan karena tidak mampu menahan beberapa tronton yang berhenti di atas jembatan. Arus lalu lintas dialihkan melalui Terminal Betan Subingyang berjarak sekitar 200 meter dari jembatan yang putus. Akibat pengalihan arus lalu lintas melalui terminal Betan Subingtersebut, disamping ruas jalan keluar masuk terminal tidak begitu lebar, ditambah disana sini jalannya masih banyak yang berlubang tak jarang kendaraan mulai antre Ketika melintas di jalur masuk terminal. Bahkan untuk beberapa waktu lalu macet total.


"Pengemudi harus sabar ketika berpapasan di jembatan terminal dan pintu keluar ke arah Menggala," ujar Erawan, pengemudi, seraya mengatakan kemacetan mencapai radius 2 kilometer baik di pintu masuk ataupun pintu keluar terminal.

Jalan rusak di jembatan tersebut bagi sebagian orang rupanya menjadi ladang rezeki. Disitulah mereka berpeluang menarik pungutan tanpa alasan dari para pengemudi angkutan penumpang dan barang yang melintas di ruas jalan lintas sumatera tersebut.

Pungli tidak hanya dikeluhkan pengemudi Bus , Siagian. Zaki , salah satu pengemudi mobil prbadi Avanza dari Jakarta menuju ka Baturaja Sumetera Selatan juga mengeluhkan hal serupa.

“ Saya dipungli pemalak di beberapa pos dari Terbanggi hingga ke Sini ( Baturaja) “ ujar Zaki , menuturkan keluhannya kepada sesama pengemudi di salah satu rumah makan sebelum masuk kota Baturaja.

Jika Mobil bus atau Truk yang melintas di jalanitu dipalak Rp. 20 ribu -Rp.50 ribu permobil . Sementara Mobil pribadi Rp.2000 – Rp.5000 permobil. Pungli di sepanjang jalan lintas Sumtera itu tidak hanya satu tempat tapi cukup banyak pos pos pungli di sepanjang jalan lintas Sumatera tersebut.

Praktek pungli tersebut tidak hanya terjadi Kabupaten Lampung Tengah, Tapi ditempat tempat lain di sepanjang jalan lintas Sumatera , melalui lintas Timur seperti di Kecamatan Way Jepara Lampung Timur praktek pungli sepereti itu juga marak. Beberapa bulan lalu, ketika Sugandi dari Jakarta akan menuju Palembang melalui lintas Timur di kecamatan Way jepara Lampung Timur, ada tiga pemuda kekar yang berdiri persis ditengah jalan seraya membawa sekop dan cangkul. Meskipun ruas jalan itu secara keseluruhan dapat dikatakan mulus , namun sebagian ruas jalan tepat ditempat berdirinya para pemuda itu terlihatagak rusak dan bergelombang. Seperti jalan itu baru ditimbun dengan tanah liat beberapa ember. Memanfaatkan kerusakan jalan itu pemuda itu dengan mudah mencegat dan menawarkan dagangannya “ air kemasan “ dengan secara paksa.

Belum begitu jauh melewati Way jepara , masih di jalur lintas sumatera, sejumlah petugas berpakaian seragam dinas sebuah kementerian juga ikut ikutan melakukan praktek tak terpuji. Mereka berdiri berjejer ditengah jalan dan memunguti uang dari pengemudi truk dan angkutan penumpang tanpa memberi tanda terima uang. Sementara beberapa rekannya sesama petugas berseragam duduk istirahat dipinggar jalan di sebuah pos.

Meskipun keluhan sudah banyak terlontar dari pengguna jalan . Polres  Lampung Tengah , menganggapnya hanya Isu. Mereka mengaku sudah melakukan cross check. Berbagai broadcast BBM yang beredar pun dianggap kabar tidak benar.

Diketahui broadcast BBM yang beredar isinya mengeluhkan banyak “ preman” yang meminta uang setiap pengemudi mobil dengan jumlah beragam

“ Sekali lewatRp. 20 ribu . Itu masih untung terkadang ditodong sampai Rp.300 ribu. “Ujar Amin Supir Bok pick up melaporkan tragedi pemalakannya , melalui  BBM an dengan Bos pemilik mobil yang di supirinya di Bandung.

Kabid Humas Polda Lampung Sulistyaningsih mengatakan sudah mendengar terkait beredarnya informasi yang diduga maraknya preman yang meminta uang terhadap kenderaan yang melintas di jembatan putus itu.

Lucunya Kapolres Lampung Tengah AKBP Yuliusmenyatakanbahwa pungli di daerah kekuasaannya yaitu diseputaran kampung kampung dan terminal Betan Subing terbanggi besar adalah isu belaka. Tidak ada pungli di jembatan putus di terbanggi besar itu.

“ Masa Allah , itu tidak benar , Broadcast yang mengatakan adanya aksi pungli itu tidak benar. Kita sudah melakukan cross chek ke lokasi itu. Broadcast itu hanyalah isu belaka “ ungkap Yulius via telepon membantah.

Beberapa pengemudibuslokal yang setiap hari melewati jalur Bandarlampung – Kotabumi melalui jembatan terbanggi Besar tertawa besar ketika mereka mengetahui bantahan Kapores Lampung tengah Yulius.

“ Kasian deh Kapolres !, masa ngak tau maraknya pungli di seputar sana “ Ujar Majid, supir bus lokal yang sudah puluhan tahun melewati jalur tersebut.

“ Dulu , memang sudah ada pungli seperti itu, tapi belum separah sekarang . Bahkan pungli terhadap Truk dan Bus angkutan penumpang itu didaerah tersebut sekarang ini sepertinya di bekengi oleh oknum.... “ Ujar Majid lagi , namun tidak meneruskan ucapannya. Begitu dia melihat tak jauh dari tempat mereka mangkal ada seorang petugas polantas sedang berjalan menuju kearah mereka.

Para pelintas jalur lintas sumatera mengharapkan kepada kepada Polda Lampung khususnya polres Lampung Tengah, janganlah jeritan warga tentang maraknya pemalakkan di jalur lintas sumatera di Kecamatan ternanggi Besar itu hanya dianggap Isu , jangan maraknya pemalakan disana hanya dianggap angin lalu.

Pak Kapolres Lampung Tengah , untuk membuktikan adanya Pungli , coba anda lakukan sidak diam diam tanpa diketahui petugas anda disana. Anda lepas baju seragam. Kenderai mobil trukatau supiri bus angkutan penumpang . Percaya deh anda tak akan kecewa. Pasti anda kena palak !!. jangan terlalu percaya laporan ABS bawahan .Bisa saja laporan bersifat ABS itu , akan mencelakakan diri anda sendiri di kemudian hari . Publik tak bisa dibohongi lagi dengan pengakuan anda , bahwamaraknya pungli di jalan lintas tengah Sumtera Terbanggi Besar itu hanya isu. Berita pemalakan ini , bukan hanya sekarang tapi sudah banyak diberitakan oleh Media lokal atau nasional .

Pak Polisi tolonglah..... kami !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun