[caption caption="Selamat Tinggal, Ford"][/caption]
Boom!!
Kaget gue ketika membaca artikel di portal berita dan News Feed Facebook gue hari ini. Ford Indonesia mengumumkan pengunduran diri mereka dari Indonesia!
[caption caption="Pengumuman Ford Indonesia"]
Foto di atas adalah screenshot yang gue ambil dari website Ford Indonesia (www.ford.co.id), dan setelah gue coba browsing-browsing info dari berbagai sumber (thanks to Mbah Gugel).
Setidaknya gue bisa menyimpulkan beberapa poin:
- Ford keluar dari pasar Indonesia dan juga Jepang, per semester ke-2 tahun 2016.
- Ketidak mampuan bersaing dengan merk Jepang dan prediksi tidak adanya keuntungan yang berkelanjutan ke depannya; adalah alasan utama keputusan ini.
- Tidak hanya kantor, tapi seluruh diler Ford juga akan ditutup tanpa kejelasan mengenai layanan purna jual.
- Di Jepang, kegiatan pengembangan produk baru yang masih berlangsung juga akan dibekukan dan dipindahkan ke lokasi (negara) lain.
Semua ini datang dari pengumuman yang dibuat oleh Dave Schoch, PresDir Ford untuk area Asia-Pasifik. Dan bahkan, pengumuman di Indonesia sendiri oleh Bagus Susanto, Managing Director Ford Indonesia, bukan cuma bikin kaget masyarakat. Para karyawan Ford sendiri pun ngga kalah kaget begitu mereka mendengar info ini pagi-pagi.
Really, so not a good way to start your Monday! Gue ngga tahu rasanya seperti apa itu, kalau gue adalah karyawan Ford Indonesia.
In a way, gue bisa ngerti alasan Ford milih hengkang dari Indonesia. Di tahun lalu aja, Ford (hanya) menjual sekitar 6,000 unit mobil. Angka segitu bahkan masih di bawah jualan Avanza dalam sebulan, yang di bulan Oktober tahun lalu aja bisa kejual sekitar 8,000-an unit! In total, selama 2015, Ford cuma punya market-share sekitar 0.6%. Yess! Ngga sampai 1% dari total 880,000 lebih mobil yang terjual di Indonesia.
FYI, data tahunan adalah sampai Oktober 2015.
[caption caption="Focus, Fiesta, EcoSport; sumber foto: Car&Driver Brazil"]
Di Jepang? Angkanya lebih kasihan lagi, cuma sekitar 5,000 unit mobil yang terjual. Yahh, setidaknya angka persentase masih lebih baik sih, sekitar 1.5%. Tapi balik lagi, jualan mobil di Jepang kan juga ga sebanyak di Indonesia.
Yah, sebenarnya miris melihat keputusan Ford ini. Karena akhirnya, satu perusahaan Amerika Serikat kembali harus gugur di bumi pertiwi ini. Dan di satu pojok Jakarta sana, sekelompok manusia berjubah putih bersorak-sorai bergembira karena "si zionis" kembali sengsara; padahal pernah tuh pemimpinnya pakai mobil SUV buatan Amrik.. #eh
Setelah GM (General Motors, dengan merk Chevrolet) dengan terpaksa mundur dari Indonesia pada Februari 2015, kini Ford pun juga mengambil keputusan yang sama. Walau mungkin ada perbedaan kondisi di mana GM tidak sepenuhnya mundur, karena mereka hanya menutup pabrik mereka di Pondok Ungu, Bekasi. Semua aktivitas penjualan (lewat mekanisme impor) dan layanan purna-jual tetap dijalankan, demi menjaga loyalitas dan kepercayaan konsumen (yang sudah menipis). Lalu Ford?
Ford ngga punya pabrik perakitan di Indonesia, karyawan inti Ford Indonesia juga ngga sampai 50 orang, dan jumlah diler juga tidak sampai 70 diler. Kenapa putus asa dan ngibarin bendera putih? Ford Fiesta dan EcoSport cukup diminati, dan bahkan 1 produk baru mereka yang sudah cukup dikenal (Ford Everest baru) sudah menyapa negara tetangga kita dan begitu ditunggu-tunggu di sini. Sebagai tambahan, penjualan Chevrolet di sini tidak lebih baik dari Ford lho.
Di tahun 2014, Chevrolet cuma mampu menjual 10,018 unit mobil; dan Ford? 12,001 unit!
Di tahun 2015, angka penjuala Chevrolet Spin (tulang punggung utama, yang mendominasi jualan Chevrolet di Indonesia) bahkan cuma ada di angka 2,400-an unit saja.
Tapi, apakah Chevrolet lempar handuk? Tidak! Bahkan mereka pun baru saja meluncurkan small-SUV Cherolet Trax untuk melawan Honda HR-V, Nissan Juke, dan Ford EcoSport. Intinya, tetap PeDe di saat lagi struggling! Itu kunci sukses sebuah merk non-Jepang untuk bisa survive di Indonesia (menurut gue).
[caption caption="Trax vs EcoSport; sumber foto: autoexplora.com"]
We will not stand down! Setahu gue itu salah satu prinsip ke-Amerika-an yang selalu digaungkan oleh mereka di sana (termasuk presiden negaranya juga, tentunya). Sayang, mungkin pimpinan Ford lagi migrain dan akhirnya lupa dengan slogan kebangsaan mereka yang selalu dibanggakan itu.
Sejarah yang dimulai tahun 1989; di mana Ford masuk Indonesia melalui PT. Indonesia Republic Motor Company, kemudian nama Ford mulai dikenal dengan produk Ford Laser dan Ford Telstar, ketika kini Ford Laser mulai kembali dicari, kemudian muncul Fiesta yang menggebrak, sedan Ford Focus yang identik dengan kepolisian kita, Ford Ranger yang membuka kembali lembaran pasar double-cabin di Indonesia, berdirinya secara resmi PT. Ford Motor Indonesia di Juli 2000; semua momentum itu kini cuma akan jadi sejarah karena keputus-asaan Ford.
[caption caption="Komunitas Ford Laser lintas-generasi; sumber foto: DapurPacu"]
[caption caption="Ford Focus dan Ranger milik Kepolisian; sumber: blog Teknomotif"]
Hal yang berbeda ditunjukkan oleh Mazda, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Ford dan banyak produknya yang berbagi platform dengan Ford; mulai dari jaman Ford Laser-Mazda 323, sampai Ford Fiesta-Mazda 2.
Saat akhirnya mundur dari binaan Indomobil (karena terasa dianak-tirikan dan ngga berkembang), Mazda pun mencoba nekat membuat perusahaan sendiri di Indonesia. Sekarang? Sepertinya tidak perlu penjelasan panjang-lebar tentang sepak terjang Mazda kan? They struggled, yet they tried to survive. Now, they've earned the sweet results.
Yang menjadi pemikiran gue sekarang adalah;
- Gimana nasib 35 karyawan Ford?
- Gimana cara servis mobil Ford, saat diler sudah ditutup?
- Gimana nasib harga jual kembali mobil Ford?
- Gimana nasib saya, yang udah niatin beli Ford Laser bekas? (lahh, ga nyambung)
Pada akhirnya, seperti judul gue di atas, Amrik kembali kalah di Indonesia. Dan ketika hanya tersisa Dodge, sebagai satu-satunya perwakilan merk Amrik; jelas rasanya kalau untuk industri otomotif, kita masih hanya jadi santapan empuk merk Jepang (yang menguasai sekitar 90% pangsa pasar mobil di Indonesia).
Gimana dengan merk Jerman dan Korea? Please, ngga ada apa-apanya kali dibandingkan merk Jepang. Jangan cuma lihat di jalanan Jabodetabek doank lahh, kurang luas cakupannya.
Dan ketika tadi gue bilang ada sekelompok pria berjubah putih "merayakan" terlemparnya satu lagi produk "si zionis";
Di pojok Jakarta lainnya, (mungkin) beberapa arak terbuang demi perayaan prospek market share yang makin nambah di industri roda empat Indonesia.
Selamat tinggal Ford, you'll be missed (by me, at least).
Artikel ini dibuat berdasarkan info-info yang disadur dan diolah dari berbagai sumber,
dan ditambahkan analisa dan opini dari gue sendiri;
- Kompas
- Autonetmagz
- Reuters
- Wall Street Journal
- NanoNews
- DapurPacu
- AutoBild Indonesia
- Ford Indonesia's official Website
- Data Penjualan via website Gaikindo
(sumber foto utama: 3rdstrikeperformance.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H