Mohon tunggu...
Andi Annas
Andi Annas Mohon Tunggu... MarComm Manager -

Seorang warga negara Indonesia yang lahir, tumbuh, dan bekerja di Jakarta; seorang MarComm Manager di sebuah newly-developed local-based Digital Travel Services di Jakarta juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Iklan BBM (BlackBerry Messenger), Sebuah Kritik

4 Januari 2016   09:58 Diperbarui: 22 Desember 2016   11:14 6447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BBM (BlackBerry Messenger) di Indonesia, setidaknya di Jakarta & Tangerang Selatan (tempat gue tinggal dan beraktivitas), masih menjadi salah satu aplikasi berbagi pesan yang sangat populer.

Data yang gue dapatkan dari jagatreview, menyebutkan bahwa per Februari 2015 (alias sekitar awal tahun lalu) BBM masih menjadi aplikasi smartphone yang memiliki pengguna aktif terbanyak setiap bulannya.
(sumber: klik di sini); riset dilakukan oleh Ericsson bekerja sama dengan Ookla.

Menjamurnya ponsel Android dari puluhan merk, cukup jadi andil ketika masyarakat mulai meninggalkan ponsel BlackBerry tapi masih susah move-on dari BBM-nya.

Pangsa pasar dan nilai penjualan ponsel BlackBerry yang menurun drastis (kalau tidak mau dibilang ngga laku), membuat pihak BlackBerry mengeluarkan jurus dengan menyediakan layanan-premium BBM; yang salah satunya adalah untuk menghilangkan iklan-iklan di dalam aplikasi BBM.

Yupp.
Iklan di aplikasi, yang sepertinya menjadi momok bagi sebagian (besar, mungkin?) pengguna ponsel di Indonesia.
Momok, karena pasti diprotes (silahkan cek bagian Review dari aplikasi-aplikasi free di Google Play); namun, terlalu pelit untuk membeli aplikasi demi menghilangkan iklan-iklan tersebut.

Please deh, harga aplikasi ngga sampai 20 ribu dibilang mahal tapi ganti hape beberapa bulan sekali dan isi paket internet tiap bulan bisa. Alasan "soalnya mesti pakai CC (kartu kredit)" juga sudah mulai ngga masuk akal karena Google Play sudah menyediakan sistem pembayaran Potong-Pulsa. Intinya sih, emang dasar medit aja. #eh

Balik lagi ke BBM,

Iklan-iklan yang muncul di BBM ada beberapa macam, dan sepertinya tidak perlu dijelaskan satu-persatu; pengguna aktif bulanan terbanyak, pasti yang baca blog ini juga pengguna BBM.

Fokus gue adalah iklan di BBM Feeds, atau dulunya lebih dikenal dengan Recent Updates. Satu segmen di BBM yang begitu sering di-cek karena tingginya tingkat kepo dan tingginya kebutuhan untuk "apa-apa mesti di-update di status BBM".

Jenis iklan yang muncul awalnya hanya berupa iklan BBM Channel, namun sekarang mulai berkembang biak menjadi berbagai jenis termasuk iklan aplikasi ponsel.

Tidak ada yang salah pada awalnya, karena jenis iklan yang muncul masih dalam tahap normal dan acceptable (menurut gue); damn! ketahuan deh kalau gue juga masih pakai aplikasi gratisan..

Namun, semua berubah ketika Negara Api menyerang..
Ehhh, maksudnya semua berubah ketika satu hari gue menemukan iklan di atas di BBM Feeds:

[caption caption="bbm-ad-01"][/caption]

Reaksi pertama gue adalah: "What Tje Fuk!!"
Iklan macam apa ini? Kenapa bisa ada iklan seperti ini?

Terlepas dari apakah iklan ini beneran memberikan akses ke video-video tersebut, atau ini adalah sebuah Spam? Atau lebih parah, Scam?;
Bukan itu concern gue.

Pengguna BBM tidak hanya orang dewasa yang sudah cukup bijak memilah apa yang perlu di akses (walau tidak selalu juga), tapi BANYAK remaja dan bahkan anak di bawah umur!! Apakah pantas untuk mereka melihat iklan semacam ini??

Dari yang gue tahu, semua iklan BBM harus didaftarkan dan melalui proses verfikasi dari pihak BlackBerry; tapi kenapa iklan sampah begini bisa lolos? Lagi boker kah sang analyst-nya?

Sahabat gue pun menemukan jenis iklan yang mirip, yang dia post di akun Path-nya:

[caption caption="bbm-ad-02"]

[/caption]

Hal ini sangat tidak bisa diterima, dan gue berharap hal ini bisa segera menjadi perhatian pihak BlackBerry Indonesia!

"Kok bukannya perhatian pemerintah?"

Hmm...
Gue sih ngga berharap apa-apa dari instansi pemerintah terkait yang kadang suka double-standard dengan aturannya sendiri; yang terkadang pun masih sangat abu-abu.

*teringat blokir Vimeo, padahal video-video dangdut koplo murahan bertebaran juga dengan bebas di YouTube*

Cheers...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun