Disisi lain taqwa juga merupakan kekuatan yang mampu mendorong seorang hamba untuk berbuat kebajikan, sebab motivasinya dalam hidup adalah untuk selalu berhati-hati dalam bersikap, bertutur kata dsb nya. Maka  orang yang bertaqwa selalu merasakan keberadaan dirinya adalah untuk semata-mata  berbuat kebaikan (Ibadah) kepada Allah Swt. Dari sini kiranya pengertian taqwa, secara garis besar berarti menjaga diri dari jatuh dalam kesengsaraan dengan jalan melaksanakan perintah-perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangannya.
Kedudukan taqwa dalam ajaran islam banyak disuratkan dalam al-qur'an, misalnya : Q.S Al-hujurat : 13 mengajarkan bahwa taqwa adalah nilai tertinggi dalam hidup, Q.S Al-'araf : 26 juga mengajarkan taqwa sebagai sebaik-baik pakaian agar hidup manusia itu bisa selamat dan Q.s Al-Baqarah : 189 mengajarkan bahwa taqwa adalah kebajikan yang Haqiqi.
Maka Allah Swt telah menjadikan peringkat tertinggi dari orang yang beriman itu adalah menjadi orang yang bertaqwa dalam hidupnya. Di jadikannya taqwa sebagai alarm peringatan agar tidak melakukan hal-hal yang dapt menjerumuskan seorang manusia. Namun pangkat taqwa ini nilai jualnya tentu mahal, tidak akan bisa sembarangan peroleh kalau ingin mendapatkannya. Butuh cara, pengorbanan, ilmu pengetahuan, komitmen, petunjuk dan kemauan yang tinggi untuk memperolehnya.
Sikap kehati-hatian dalam beribadah akan menonjol dalam ibadah puasa. Banyak perkara-perkara yang kecil dan sepele pun tetap menjadi perhatian bagi orang yang berpuasa. Orang yang puasa itu ingin puasa nya benar-benar sempurna. Dan usaha penyempurnaan itu adalah salah satu dari taqwa.
Dengan puasa kita dilatih untuk dapat menahan nafsu yang bergejolak dalam diri, menahan nafsu untuk tidak menguasai (memonopoli) orang lain, menahan nafsu dari kemauan yang berlebihan kepada lawan jenis, puasa juga mampu untuk menahan marah, menahan untuk tidak berbuat yang senonoh dan lain sebagainya. Maka menahan nafsu dari segala hal yang dapat merusak nilai puasa itu juga bagian dari taqwa.
Romadhan juga disebut dengan bulan didikan bagi kaum muslimin. Selama satu bulan muslim berpuasa dan beribadah lainnya sehingga membuat dia terbiasa melaksanakan ibadah kepada Allah, baik itu ibadah vertical (langsung) kepada Allah Swt maupun secara Horizontal (hubungan kepada sesama ciptaan Allah). Artinya ibadah maghdah dan ghoiru maghdah yang dilatih selama bulan romdhan hendaknya menjadi didikan bagi kaum muslimin untuk tetap terbiasa dibulan lain. Sehingga dibulan-bulan lain juga begitu hendaknya semangat dan motivasi ibadahnya.
Dari berbagai proses ibadah yang kita jalankan selama bulan romadhan semuanya bermuara kepada satu tujuan yaitu didikan untuk menumbuhkan perasaan akan kehadiran Allah Swt dimanapun kita berada.
Di saat sepi, di  saat ramai, disaat sendiri atau bersama orang lain, Allah Swt selalu hadir. Inilah yang disebut dengan Muraqabatullah, dan inilah ciri keimanan yang sangat tinggi. Dan itulah sesungguhnya maksud dan fungsi dari ibadah puasa dalam usaha peningkatan taqwa bagi umat islam dihadapan Allah Swt.
Merenungkan dan mengambil hikmah-hikmah yang terkandung dalam perintah wajib berpuasa dibulan romadhan akan membuat kehidupan lebih baik, terarah, ikhlas, merasa diawasi selalu oleh Allah, disiplin waktu, semangat ibadah, dan punya kepekaan social yang tinggi.
Maka diakhir bulan romdhan nanti juga ada penyucian diri kembali suci dengan membayarkan zakat Fitrah. Maka dimensi-dimensi inilah sesungguhnya yang akan kita peroleh dalam bulan romadhan ini, betapa agungnya, betapa mulia nya dan betapa maha baiknya bulan romadhan bagi kaum muslimin jika sekiranya mau mengambil hikmah dan didikan yang diberikan Allah Swt dibulan romadhan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H