Lagu bergenre pop-elektronik itu dibawakan Anggun dengan memukau dan sangat berkelas dunia. Tak lupa, pada akhir penampilannya, anggun menyampaikan syukur dalam tiga bahasa. “Mercy, thank you, terimakasih…!” teriak dia.
Ah, Anggun, sungguh berani kau mengucapkan kata “terimakasih” itu. Saya sendiri tak yakin ada orang Indonesia yang menyaksikan Anggun di sana. Bagi saya, keberanian Anggun mengatakan “terimakasih” itu bukan hal sederhana. Lebih dari kata-kata, ucapan Anggun menurut saya adalah ekspresi kemerdekaan seorang warga bekas negera jajahan. Dalam istilah psikologi, rasa minder bangsa-bangsa yang pernah mengalami kolonialisme itu disebut “inferiority complex”.
Sayang, penampilan Anggun tampaknya kurang memikat warga Eropa yang menjadi juri melalui SMS. Ya, itu toh hanya urusan selera. Loreen, penyanyi Swedia keturunan Maroko, akhirnya memenangi ajang tersebut dengan lagunya “Euphoria”. Jujur, aksi Loreen ini memang keren.
Bagi saya, Mang Saswi dan Anggun adalah dua sosok selebritas yang menarik. Keduanya tidak kehilangan jati diri menghadapi dominasi budaya asing di sekitar mereka. Mang Saswi dan Anggun jelas adalah inspirasi bagi generasi muda Indonesia yang kerap tak percaya diri terhadap asal-usul mereka.
__________________________________
Sumber foto: gustiayuisma.tumblr.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H