Pada suatu kecamatan di kabupaten yang berada pada ujung timur pulau jawa, memiliki suatu pelabuhan kapal nelayan berskala terbesar di Indonesia. Yaitu pada kecamatan Muncar kabupaten Banyuwangi.
Pelabuhan tersebut disebut dengan sebutan PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai). Pada pelabuhan tersebut, terletak di pinggir selat bali. Dan lautannya merupakan lautan dimana tempat bertemunya Laut Jawa dari arah utara dengan Samudra Hindia dari arah selatan.
Dikarenakan dengan adanya pertemuan antara lautan dan samudra, maka dapat dipastikan bahwasanya adanya lautan yang memiliki luasan dan arus yang sangat besar. Dengan adanya arus yang lumayan besar tersebut, maka arus terebut dapat dipastikan untuk membawa banyak keaneka ragaman hayati yang ada pada lautan tersebut.
Karena melihat dari potensi yang ada, maka banyak dari penduduk pesisir disana memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Dan memang rata-rata di daerah muncar itu banyak dari suku Madura. Karena memang persebaran dari suku Madura, dengan menggunakan metode berlayar, atau persebarannya melalui daerah perairan.
Nenek moyang mereka memiliki ilmu perkiraan yang sangat tepat untuk tinggal pada daerah sana. Karena potensi yang ada disana memanglah sangat besar untuk bermata pencahariaan sebagai nelayan.
Setelah masuknya para suku Madura, ada juga beberapa orang suku cina yang mulai melirik pada daerah pelabuhan tersebut, karena melihat potensi dari kanekaraaman hayatinya. Maka dari itu juga ada banyak dari mereka para suku china memiliki suatu ide untuk membangun suatu perusahaan pabrik, untuk menjadikan pengolahan dari ikan menjadi lebih mudah, cepat, dan praktis untuk dikerjakan.
Dengan adanya mereka mengusulkan pendirian pabrik tersebut tentunya tidak mudah, pasi adanya kontrofersi antara penduduk dengan mereka para pengusaha. Akan tetapi mereka para pengusaha juga menjadikan suatu terobosan yang mana mereka membuat lapanngan  pekerjaan juga bagi mereka yang mungkin tak mau bekerja dengan terik panasnya matahari.
Maka dengan adanya sosialisasi dan persetujuan yang ada, para warga sekitar pun juga menyetujui dengan adanya pabrik tersebut.
Dengan adanya pabrik yang berdiri, satu-persatu pabrik pun juga mulai berdiri. Dengan membuang hasil limbahnya pada lautan itu lagi.
Mungkin memang jikalau hanya beberapa pabrik saja yang berdiri, maka limbah pabrik yang dibuang ke laut lepas juga tak sebanyak yang sekarang ini terjadi. Akan tetapi banyaknya pendirian dari pabrik pengolahan ikan sarden yang berdiri, maka limbahnya pun juga di buang dengan sembarangan saja pada laut lepas. Dan akibatnya pada daerah pesisir pantai, memiliki kondisi air laut yang keruh dan tercemar.
Apa indicator kalau air tersebut telah tercemar?
Yang menjadi sangat tersorot yaitu pada warna dan bau air yang ada di daerah pesisir pantai. Dan lagi ditambahnya dengan tidak adanya penghuni air (keaneka ragaman hayati) di sana.
Adanya Hal ini menunjukan bahwasanya, adanya eksternalitas yang hadir pada adanya kesejahteraan beberapa agen ekonomi  yang secara langsung juga mempengaruhi pada suatu pihak lain.
Yang mana pada contoh kali ini memiliki fenomena bahwasanya ada agen yang diuntungkan, yaitu pada para pihak perusahaan pabrik dan para jajarannya. Ada juga yang secara langsung merugi, yaitu pada para nelayan yang tadinya mungkin dapat mencari nafkahnya hanya dari tepian pesisir, selama masih berada pada batas ambang amannya perahu getek berlayar, sekarang harus lebih ke tengah lautan untuk mencari ikan.
Hubungannya apa?
Dapat berupa adanya kalau terlalu ke tengah, artinya pemakaian bahan bakar untuk mendorong kapal, lebih banyak, dan itu membuat pengeluaran biaya dari bahan bakar minyak menjadi lebih banyak.
Tak hanya itu, keselamatan dari nelayan juga harus perlu diperhatikan. Karena lautan tersebut merupakan lautan yang gabungan dari laut jawa dan samudra hindia, yang pastinya memiliki arus gelombang yang lumayan tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H