Bagaimana dengan orang yang tidak memiliki modal yang juga ingin memiliki super genetic? Akankah terjadi ketimpangan di bumi ini antara umat super genetik dan umat genetik alamiahnya? Tidak hanya itu, pengembangan artificial intelegence pun semakin terus dikembangkan di era abad ke-21.Â
Tingkat kebenaran pun tidak lagi berdasarkan pemikiran tapi sering mengacu berdasarkan google, amazon, explore yang lebih banyak memahami suatu hal seperti informasi daripada manusia itu sendiri dengan kemampuan menginput data. Mungkin sekarang kita masih pada tahap seperti itu.Â
Bukan tidak mungkin kedepannya pengembangan artificial intelegence, robotik, dan lain-lain dapat lebih unggul dari manusia dan bukan tidak mungkin kita akan diperintah secara tidak langsung oleh apa yang dibuat oleh manusia itu sendiri, karena mereka jauh lebih pintar daripada kita yang dimana sudah cukup banyak robotic yang diciptakan yang kemampuannya bisa menyetarai manusia dalam bebrapa hal atau bahkan lebih.Â
Pekerjaan pun bisa diambil alih seperti pengacara dengan kemampuan sensorik dan data-data yang tersimpan di memori chips untuk menganalisa psikologis para hakim. Albert Eistein telah menemukan bom atom yang dimana bisa dikembangkan untuk membentuk bom nuklir yang jika itu diluncurkan dapat menjadi bom bunuh diri dan memusnahkan separuh makhluk di bumi.
Jadi apakah perkembangan teknologi tanpa batas merupakan suatu keuntungan atau justru menjebak peradaban umat manusia? mungkin hal ini bisa saja di anggap merupakan suatu narasi dengan ketakutan yang bersifat utopis. Tetapi bukan tidak mungkin hal akan terjadi dengan perkembangan sains yang melesat cepat dan tidak di kendalikan dengan perhitungkan aspek-aspek apa yang akan terjadi, hingganya yang terjadi si pembuat rantai makanan tertinggi adalah robotik algoritma itu sendiri yang dimana diciptakan oleh manusia itu sendiri.
Referensi
1. Â Noah Harari, Yuval. 2017. Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
2. Â Noah Harari, Yuval. 2017. Homo Deus: Masa Depan Umat Manusia. Jakarta: Alvabet
3. Â Noah Harari, Yuval. 2017. 21 Lessons: 21 Adab Untuk Abad Ke 21. Jakarta: Global Indo Kreatif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H